Jakarta, mataberita.net — Harga minyak mentah dunia naik pada perdagangan awal pada Kamis (01/08/2024). Pendorongnya adalah ancaman konflik di Timur Tengah bakalan meluas usai pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dibunuh di kediamannya di Iran.
Di samping itu, permintaan minyak AS menunjukkan tanda-tanda penguatan.
Minyak mentah Brent naik 67 sen atau 0,8 persen menjadi US$81,51 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) naik 69 sen atau 0,9 persen menjadi US$78,60 per barel.
Kedua kontrak acuan dunia itu melonjak sekitar 4 persen pada sesi sebelumnya.
BACA JUGA : Kementerian ESDM Pstikan Program Rice Cooker Gratis Berlanjut Tahun Ini
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu (31/07/2024), kurang dari 24 jam setelah komandan militer senior Hizbullah yang berbasis di Lebanon juga tewas dalam serangan Israel di Beirut.
Pembunuhan tersebut memicu kekhawatiran bahwa konflik yang berlangsung selama 10 bulan di Gaza antara Israel dan Hamas akan berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas. Jika itu terjadi, ada potensi menyebabkan gangguan pasokan minyak dari wilayah tersebut.
“Kami khawatir wilayah tersebut berada di ambang perang habis-habisan,” ujar Wakil Jepang di PBB Shino Mitsuko.
Di samping itu, yang jadi pengerek harga minyak adalah serangkaian data yang dirilis dari AS, konsumen minyak terbesar dunia, serta melemahnya dolar AS.
Stok minyak AS telah menurun selama lima minggu berturut-turut, penurunan terpanjang sejak Januari 2021.
Permintaan minyak AS mencapai rekor musiman pada Mei lalu karena konsumsi bensin melonjak ke level tertinggi sejak sebelum pandemi, menurut data resmi pemerintah.
Sementara itu, indeks dolar AS memperpanjang penurunan pada Kamis dari sesi sebelumnya, setelah Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga, tetapi membiarkan peluang untuk penurunan pada September.
Dolar yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan minyak dari investor yang memegang mata uang lain.