Home Daerah Nasional Internasional Ekonomi Infografis Sastra Science Olahraga Otomotif Teknologi Mataberita TV
Info Terkini : PT. Mata Digital Internasional, www.mataberita.net, independent dalam berita | PT. Mata Digital Internasional melalui website www.mataberita.net melayani Jasa Produksi dan Penayangan Film, Company Profile, Dokumenter, Talkshow, Monolog dan TVC | Selain itu juga melayani Management Artis, Penyanyi, Chef, Aktor, Aktris, Band dan lainnya | Kami juga melayani Konsultasi Hukum, Manajemen, Broadcasting dan lainnya | Ditambah pula melayani Pelatihan Berbagai Bahasa diantaranya Inggris, Indonesia, Jerman, Korea, Jepang, Mandarin, Arab dan sebagainya | Tak ketinggalan pun melayani Pelatihan atau Diklat Jurnalistik, Bahasa, Broadcasting, Public Speaking, Design, Desain Grafis, Editing, IT, Hukum dan sebagainya | Nah... Kami juga menjual berbagai produk makanan dan minuman seperti Pempek Palembang, Kue Semprong, Thai Tea, Green Tea, Espresso, Cappucino, Americano dan masih banyak lagi | Yang suka berbusana Batik khas Pekalongan juga bisa memesan ke Kami yaaa... | Alami kendala Kompor Gasnya juga bisa dilayani oleh Kami | So kunjungi terus website kami di www.mataberita.net | Upz sampai lupa deh, hubungi Kami bisa ke (021) 89229850 atau bisa datang ke Jl. Kav. H. Umar II no 319, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi yaaa...| Kami juga melayani by seluler WhatsApp dengan menugaskan PIC Ayu Yulia Yang di 08567971900 | Percayakan Kami sebagai Mitra, Partner dan Relasi Anda...

WIKA Tuding Kereta Cepat Whoosh Jadi Biang Kerok Perusahaan Rugi Besar

Foto : WIKA Tuding Kereta Cepat Whoosh Jadi Biang Kerok Perusahaan Rugi Besar

Jakarta, mataberita.net — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk alias WIKA menuding Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh menjadi biang kerok perusahaan rugi besar-besaran.

Perusahaan mencatat rugi sebesar Rp7,12 triliun sepanjang 2023. Kerugian bersih pun membengkak 11.860 persen dari kerugian pada 2022 yakni Rp59,59 miliar.

“Kami itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang memang dari penyertaan saja kami sudah Rp6,1 triliun,” kata Dikretur Utama WIKA Agung Budi Waskito dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, pada Senin (08/07/2024).

“Kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun. Sehingga hampir Rp12 triliun,” ujarnya.

Dalam pembangunannya, nilai investasi Whoosh naik drastis atau terjadi pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,2 miliar menjadi US$7,27 miliar atau setara Rp115 triliun (asumsi kurs Rp16 ribu per dolar AS).

Padahal semula biaya pembangunan hanya ditargetkan memakan dana US$5,13 miliar atau sekitar Rp82,08 triliun.

Anggaran itu jauh lebih murah dari penawaran Jepang yang memasang angka investasi di US$6,2 miliar atau setara Rp99,2 triliun.

Whoosh akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Oktober 2023, padahal sebelumnya dijadwalkan meluncur 17 Agustus 2023 sebagai kado untuk HUT RI. Peresmian dilakukan di Stasiun Halim, Jakarta.

BACA JUGA : Pengusaha Jusuf Hamka Temui Menko Polhukam Mahfud, Bahas Soal Utang

Saat peresmian itu, pemerintah mengumumkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang pertama di Indonesia dan juga Asia Tenggara bernama Whoosh.

Nama Whoosh dipilih terinspirasi dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi tersebut. Selain itu, nama tersebut merupakan singkatan dari waktu hemat, operasi optimal, sistem hebat.

WIKA menuding Whoosh menjadi penyebab kerugian perusahaan hingga Rp7,12 triliun.

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan perusahaan memang harus menghadapi beban bunga yang tinggi. Namun, kerugian WIKA lainnya disebabkan oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

PSBI adalah anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pemilik mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yakni mencapai 60 persen. Di lain sisi, WIKA mengampit 38 persen saham PSBI.

Imbas kerugian besar yang dialami perseroan, Agung menyebut WIKA harus mengumpulkan modal. Ini ditempuh dengan menerbitkan obligasi yang malah membuat beban keuangan makin bengkak.

“Sehingga mau tidak mau untuk uang ini, mau tidak mau, WIKA juga harus melakukan pinjaman melalui obligasi ya. Apalagi dengan adanya bisnis properti yang kita memberikan surat hibah lahan (SHL) cukup besar pada kurun waktu 2019-2022,” pungkasnya.

Hingga kini, Whoosh belum memberikan respons atas tudingan WIKA.

Leave a Reply