Jakarta, mataberita.net — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 1,65 persen (month to month/mom) sepanjang Maret 2025. Realisasi ini jauh lebih tinggi dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 0,52 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan apabila secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 1,03 persen (year on year/yoy).
“Inflasi bulan ke bulan pada Maret 2025 sebesar 1,65 persen,” katanya dalam konferensi pers, pada Selasa (08/04/2025).
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga. Inflasi mereka sebesar 8,45 persen dan andil 1,18 persen.
BACA JUGA : Presiden Prabowo Berniat Lakukan Efisiensi Terhadap Rantai Distribusi Hasil Pertanian
Menurut Habibullah, komoditas dominan kelompok tersebut yang menyumbang paling besar adalah tarif listrik dengan andil 1,18 persen. Komoditas lain yang memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil 0,11 persen, cabai rawit 0,06 persen.
Kemudian, komoditas lain yang juga memberikan andil adalah emas perhiasan dengan andil 0,05 persen, dan daging ayam ras dengan andil inflasi 0,03 persen.
Selain itu, komoditas yang memberikan andil deflasi sepanjang Maret 2025 adalah tarif angkutan udara dengan andil 0.04 persen.