Jakarta, mataberita.net — Menteri Investasi/ Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan alasan produsen mobil listrik milik Elon Musk, Tesla, batal mendirikan pabrik di Indonesia.
Menurutnya, hal itu disebabkan Tesla ingin berinvestasi pada sektor energi baru terbarukan. Sedangkan, Indonesia masih banyak menggunakan energi tidak terbarukan seperti batu bara.
“Kebetulan saya involve langsung berbicara dengan Tesla. Salah satu (alasan) mereka mengalihkan investasi bukan ke kita karena mereka bilang sebagai (produsen) ev car (mobil listrik) tentunya ingin semuanya bersih,” tuturnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, pada Selasa (03/09/2024).
“Kalau mereka masuk ke kawasan industri kita tetapi energinya masih dari fosil fuel kayak coal, enggak in line dengan visinya,” katanya.
Persoalan energi hijau, sambung Rosa, memang menjadi pertimbangan bagi investor. Sebab itu, lebih banyak investor yang beralih ke Malaysia, Vietnam, dan Thailand, ketimbang Indonesia.
Ia mencontoh kawasan industri di Vietnam sudah 67 persen menggunakan energi hijau.
“Ini yang kita tidak bisa pungkiri ke depan akan seperti itu (menggunakan energi hijau). Nah kita ini yang mohon maaf, agak tertinggal,” ucapnya.
BACA JUGA : Ma’ruf Amin Berharap Kebijakan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Berlanjut Pada Pemerintahan Prabowo
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Tesla batal menanamkan investasi, lantaran mereka sedang berkonsentrasi pada bisnis yang dijalankan sekarang. Sehingga Tesla memilih untuk tidak menambah fasilitas produksi di negara manapun, termasuk Indonesia.
“Kalau Tesla itu sekarang saya pikir setelah satu tahun dua tahun ini tidak akan membangun pabrik di mana pun,” ujar Luhut usai menghadiri acara peluncuran Golden Visa di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, pada Kamis (25/07/2024).
Di sisi lain, Luhut tak bisa memastikan apakah keputusan menjadi jawaban jika Tesla tidak akan pernah berinvestasi di Indonesia. Kata dia bisa saja Tesla berinvestasi dalam beberapa waktu yang akan datang.
“Setelah itu kami enggak tahu,” imbuh Luhut.