Jakarta, mataberita.net — Menteri Investasi/ Kepala BKPM Rosan Roeslani menyebut Indonesia punya potensi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) hingga 3.677 gigawatt (GW).
Rosan merinci potensi itu bersumber dari berbagai jenis EBT. Ada angin, tenaga surya, air, arus laut, panas bumi, hingga biomassa.
“Kita lihat pada saat ini, energi yang kita gunakan energi baru terbarukan itu 14 persen. Padahal, target kita pada 2025, setahun dari sekarang itu sebetulnya adalah 23 persen,” tuturnya, pada Rabu (18/09/2024).
“Jadi, kita memang ketinggalan dari target-target kita,” tegas Rosan.
BACA JUGA : Kementerian Kelautan dan Perikanan Ungkap Soal Asal-usul Susu Ikan
Menurut dia, potensi EBT itu harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Ini sejalan dengan upaya Indonesia mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang.
Ia mencontohkan bagaimana potensi EBT dari panas bumi yang kurang diberdayakan. Rosan mencatat kontribusi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) saat ini baru 3 persen dari total produksi listrik nasional.
“Kalau kita bicara potensi, sebetulnya panas bumi atau geothermal kita mungkin nomor dua terbesar reserve-nya (cadangan) di dunia, terutama di daerah Jawa. Itu mungkin kurang dari 3 persen yang (sudah) kita utilisasi (dimanfaatkan),” terangya.
Oleh sebab itu, Rosan menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung EBT. Salah satu yang perlu digenjot adalah pemberian insentif untuk para pengusaha atau investor.
Rosan menekankan tujuan utamanya adalah membawa Indonesia beralih ke energi hijau dengan lebih cepat, baik, efektif, dan efisien.