NTB, mataberita.net — Peran media menjadi penghubung suksesnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasalnya memang sejauh ini belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh. Ini harus diinformasikan dan diedukasikan dengan jelas dan detail kepada masyarakat. Terlebih tak bisa dipungkiri, masih terbatasnya jumlah SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi)/Dapur MBG yang beroperasi. Bahkan ini rupanya menjadi kendala utama. Yang mana dari target 400 SPPG MGB di seluruh NTB, baru 55 SPPG MBG yang beroperasi. Sedangkan ditargetkan besarnya penerima manfaat di tahun 2025 ini.

Badan Gizi Nasional (BGN) selaku Pelaksana Program pun saat ini tengah berjibaku untuk mempercepat pendirian SPPG-SPPG MBG yang baru di daerah ini. Targetnya paling lambat tahun depan. Yakni target minimal 400 dapur tersebut sudah terpenuhi. Tentu hal ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Prabowo Subianto. “Pak Presiden telah menginstruksikan percepatan pembangunan dapur MBG diseluruh Indonesia termasuk di NTB. Dan, itu yang saat ini sedang kita upayakan,” terang Sekretaris Deputi (SesDep) Bidang Promosi dan Kerjasama (Prokerma) BGN RI Kombes Pol. Lalu Muhammad Iwan Mahardan, S.I.K., M.M., pada Sabtu (14/06/2025).
Dikatakan SesDep Prokerma lagi, terhitung mulai bulan November 2024 lalu, pihaknya sudah bergerilya untuk mencari mitra yang siap sebagai SPPG MBG guna mendukung pelaksanaan MBG di NTB. Selanjutnya, sejauh ini sudah ada 55 SPPG MBG yang beroperasi. Jumlahnya tersebut diharapkan bisa terus bertambah.
Hal itu mengingat sudah cukup banyak pihak yang menyatakan minat untuk menjadi mitra dapur MBG. “Laporan terakhir sudah sekitar seratusan yang mendaftar atau menyatakan minat untuk menjadi dapur mitra program MBG,” ujar Kombes Pol. Lalu. Dalam hal ini pihaknya membuka peluang yang seluas-luasnya bagi semua pihak yang ingin menjadi mitra SPPG MBG. Tidak terkecuali awak media. Asalkan bisa memenuhi kriteria dan persyaratan yang ada. Minimal Calon Mitra SPPG MBG sudah memiliki lahan untuk lokasi pembangunan dapur MBG, badan hukum seperti yayasan serta modal untuk menjalankan program MBG.
“Tidak ada batasan untuk bisa menjadi mitra dapur MBG. Selama bisa memenuhi kriteria yang ada, semua bisa menjadi mitra dapur MBG. Satu SPPG MBG itu akan melayani sebanyak 3 ribu sasaran,” ujar Iwan seraya menambahkan. Kalau pun tidak siap menjadi mitra SPPG MBG, tak usah khawatir, bisa pula menjadi supplier dari bahan kebutuhan pokok bagi SPPG MBG. Yang mana ada sekitar 24 item kebutuhan pokok yang bisa disuplai ke SPPG MBG, mulai dari beras, buah-buahan hingga telur.
Adapun terkait bermunculan mispersepsi public dan media terkait program yang sempat terkendala akses informasi dan pemahaman mekanismenya, Kombes Mahardan menjelaskan. BGN bertujuan menyediakan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan terutama di masa sulit. Program ini menghadapi tantangan besar sejak awal. Pada Januari 2025, hanya setengah dari SPPG umum yang direncanakan beroperasi di Ibu Kota Provinsi. Kondisi ini memaksa tim untuk merekrut relawan dan berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Polri dibawah Kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. pun senantiasa berjibaku memberikan peran penting sebagai tulang punggung BGN. Ini merupakan komitmen yang terlihat sejak Agustus 2024. Bahkan itu bisa dikatakan sebelum program resmi diluncurkan. Memang betapa sulitnya mengajak masyarakat berpartisipasi pada November 2024, sebelum program sepenuhnya jelas dan menguntungkan. Hal ini tak menjadi titik lemah dari Presiden Prabowo Subianto untuk terus menggelorakan Program MBG. TNI pun dilibatkan sepenuhnya sebelum program resmi diluncurkan. Terlebih lagi, digerakkan Pemerintahan Pusat hingga Daerah Kota maupun Kabupaten untuk turut mendorong suksesnya program.

Gigih diupayakan oleh Presiden Prabowo Subianto bersama Kepala BGN Dr. Ir. Dadan Hindayana dengan target 30.000 SPPG Umum yang setara dengan 90 juta porsi makanan. Yang mana tentunya menunjukkan skala dan dampak besar program ini bagi Indonesia. Mekanisme MBG ini sendiri terus digodok hingga memiliki formulasi yang dapat memudahkan masyarakat dalam berpartisipasi. Diantaranya pemberian uang muka kepada mitra SPPG sebelum operasional untuk kurun waktu 10 hari kedepan.
Ditekankan oleh SesDep Prokerma, poin penting ini harus mampu dilaksanakan secara komitmen tinggi oleh mitra. Yakni integritas, kemampuan operasional, komitmen kualitas, transparansi, audit terintegrasi, standar kualitas dan keamanan pangan yang ketat dengan pengawasan berkala. Sehingga program ini bisa sukses dijalankan. Terlebih, BGN pun terus berkomitmen dalam merencanakan keberlanjutan program dengan evaluasi dan penyesuaian berkala serta proses seleksi mitra yang transparan dan melibatkan Tim Ahli.
Dalam penutup, Sekretaris Deputi Bidang Promosi dan Kerjasama berharap. Media dapat mempublikasikan sisi positif program MBG. Bahkan dia menekankan. Peran media sebagai jembatan BGN, Polri, TNI, stakeholder dan wartawan. Sebab ini memang untuk menuntaskan secara komprehensif tentang kompleksitas dan tantangan BGN serta komitmen kuat berbagai pihak untuk keberhasilan program dalam memberikan bantuan gizi kepada masyarakat.