Home Daerah Nasional Internasional Ekonomi Infografis Sastra Science Olahraga Otomotif Teknologi Mataberita TV
Info Terkini : PT. Mata Digital Internasional, www.mataberita.net, independent dalam berita | PT. Mata Digital Internasional melalui website www.mataberita.net melayani Jasa Produksi dan Penayangan Film, Company Profile, Dokumenter, Talkshow, Monolog dan TVC | Selain itu juga melayani Management Artis, Penyanyi, Chef, Aktor, Aktris, Band dan lainnya | Kami juga melayani Konsultasi Hukum, Manajemen, Broadcasting dan lainnya | Ditambah pula melayani Pelatihan Berbagai Bahasa diantaranya Inggris, Indonesia, Jerman, Korea, Jepang, Mandarin, Arab dan sebagainya | Tak ketinggalan pun melayani Pelatihan atau Diklat Jurnalistik, Bahasa, Broadcasting, Public Speaking, Design, Desain Grafis, Editing, IT, Hukum dan sebagainya | Nah... Kami juga menjual berbagai produk makanan dan minuman seperti Pempek Palembang, Kue Semprong, Thai Tea, Green Tea, Espresso, Cappucino, Americano dan masih banyak lagi | Yang suka berbusana Batik khas Pekalongan juga bisa memesan ke Kami yaaa... | Alami kendala Kompor Gasnya juga bisa dilayani oleh Kami | So kunjungi terus website kami di www.mataberita.net | Upz sampai lupa deh, hubungi Kami bisa ke (021) 89229850 atau bisa datang ke Jl. Kav. H. Umar II no 319, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi yaaa...| Kami juga melayani by seluler WhatsApp dengan menugaskan PIC Ayu Yulia Yang di 08567971900 | Percayakan Kami sebagai Mitra, Partner dan Relasi Anda...

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia : Dorong Hilirisasi Pembangunan Industri LPG Dalam Rangka Menekan Angka Impor Gas

Foto : Menteri ESDM Bahlil Lahadalia : Dorong Hilirisasi Pembangunan Industri LPG Dalam Rangka Menekan Angka Impor Gas

Jakarta, mataberita.net — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bakal mendorong hilirisasi pembangunan industri LPG dalam rangka menekan angka impor gas.

Mulanya ia memaparkan saat ini produksi LPG dalam negeri terhitung masih minim, yakni sebesar 1,7 juta ton dari kebutuhan 8 juta ton per tahun. Sedangkan, untuk bisa memenuhi kebutuhan LPG di Indonesia, impor masih menjadi andalan Indonesia yang mencapai 6 juta-7 juta ton per tahun.

“Nah dalam rangka mengurangi impor gas kita, mau tidak mau kita akan dorong hilirisasi untuk membangun industri LPG,” tutur dia dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (09/10/2024).

Bahlil menyebut Indonesia masih memiliki potensi sumber LPG yakni dari jenis gas C3 (propana) dan C4 (butana) hingga 1,8 juta ton per tahun untuk bisa mendongkrak produksi LPG dalam negeri.

BACA JUGA : Pemerintah Ingin Tempatkan Indonesia Sebagai Pemain Kunci Dalam Rantai Pasok Global, Salah Satunya Pada Ekosistem Kendaraan Listrik

“Kita lagi main data kurang lebih hampir sekitar 1,8 juta yang kita akan dorong hilirisasi, sehingga dengan demikian sudah hampir 3,6 juta -3,7 juta daripada bahan yang bisa kita kelola untuk menjadi LPG,” ujarnya.

Upaya lain yang dilakukan untuk menekan jumlah impor LPG adalah dengan membangun jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga untuk bisa memanfaatkan sumber gas dalam negeri menggantikan peran LPG tabung.

Ia menyebut jasgas di Jawa Barat hanya mencapai 4 persen, Jawa Tengah 2 persen-3 persen, dan Jawa Timur hampir 6 persen.

“Maka ke depan kami akan melakukan program jaringan gas. Jadi pipa induknya sudah kita bangun sekarang dari Jawa Timur masuk ke Jawa Tengah, Cirebon, Semarang, Batam. Karena gas kita itu lebih banyak ada di Jawa Timur, tapi karena enggak ada pipa penyambung, jadi enggak bisa,” imbuh dia.

Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023, impor LPG sepanjang 2023 telah tembus 6,950 juta ton atau sekitar 79,7 persen dari total kebutuhan LPG nasional sebesar 8,710 juta ton.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,13 persen apabila dibandingkan realisasi impor LPG 2022 yang tercatat hanya sebesar 6,739 juta ton. Adapun jika menengok dalam 10 tahun terakhir, impor LPG Tanah Air terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Leave a Reply