Jakarta, mataberita.net — Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ngotot mendorong pembentukan family office di Indonesia.
Menurutnya, peningkatan jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat. Berdasarkan perhitungan terkini, ada sekitar US$11,7 triliun atau sekitar Rp179 ribu triliun (asumsi kurs Rp16.355 per dolar AS) dana kelolaan family office di dunia.
Indonesia, kata Luhut, bisa mengambil peluang agar duit yang ‘berseliweran’ itu ditaruh di Indonesia.
“Nah ini dana yang berseliweran di luar negara-negara maju itu dibilang ada US$11 triliun yang mereka mau cari tempat nangkring, bahasa kerennya gitu,” ucap Luhut dalam akun Instagram @luhut.pandjaitan, pada Senin (01/07/2024).
Luhut pun mengungkap data The Wealth Report memperkirakan individu super kaya alias ultra high net worth (UHNW) di Asia akan menjadi yang terbesar dibandingkan area regional lainnya.
Data itu memprediksi populasi individu super kaya di Asia tumbuh sebesar 38,3 persen selama periode 2023-2028.
“Menurut The Wealth Report, Asia ini pertumbuban ekonomi terbaik nanti di tahun-tahun ke depan, antara 38,3 persen. Itu angka yang besar. Kalau kita lihat lebih spesifik, Indonesia juga akan tumbuh 34 persen,” lanjutnya.
Family office atau kantor keluarga adalah perusahaan swasta yang menangani manajemen investasi dan pengelolaan kekayaan untuk keluarga kaya.
Jokowi membidik potensi pengelolaan dana US$500 miliar atau sekitar Rp8.178,8 triliun (asumsi kurs Rp16.357 per dolar AS) dari pembentukan family office yang mengelola kekayaan orang super kaya alias crazy rich.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan potensi pengelolaan keuangan family office di dunia mencapai US$11,7 triliun atau sekitar Rp179,91 ribu triliun. Indonesia menargetkan secuil dari potensi itu.
BACA JUGA : Ketua Umum Pimpinan PP Persis : Dampak Kerusakan Judi Ini Sama Parahnya Dengan Narkoba
“Kalau Indonesia bisa menarik 5 persen saja, kita bicara angka US$500 miliar itu cukup besar dalam beberapa tahun ke depan,” ucap Sandi saat ditemui usai rapat dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (01/07/2024).
Indonesia, kata Sandi, ingin belajar dari Singapura, Dubai, dan Hong Kong dalam pengelolaan family office. Beberapa lokasi menjadi calon lokasi family office Indonesia.
“Tadi di review masalah regulasinya, IKN sudah memiliki itu, tapi yang mendapatkan banyak permintaan dari komunitas office family dunia ini justru Bali,” tuturnya.