Jakarta, mataberita.net — PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kerugian sebesar Rp1,82 triliun pada 2023.
Direktur Utama KAEF David Utama mengatakan kenaikan beban usaha terjadi secara dominan pada anak usaha perusahaan, PT Kimia Farma Apotek (KFA), di mana pada 2023 meningkat hingga 35,53 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp4,66 triliun.
“Saat ini manajemen KAEF tengah menelusuri lebih lanjut atas dugaan tersebut melalui investigasi yang dilakukan oleh pihak independen. Adanya faktor-faktor di atas mengakibatkan kerugian KAEF secara konsolidasi pada 2023 mencapai Rp1,82 triliun,” tulis Direktur Utama KAEF David Utama melalui keterangan resmi, pada Jumat (31/05/2024).
Di lain sisi, KAEF membukukan pertumbuhan penjualan sepanjang 2023 menjadi Rp9,96 triliun atau naik 7,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp9,23 triliun.
David menyampaikan pada 2023 perusahaan fokus melakukan pembenahan internal secara berkelanjutan melalui operational excellence dan reorientasi bisnis.
BACA JUGA : Jokowi Lakukan Terobosan Universitas Pertama di IKN
“Kimia Farma berhasil menjaga pertumbuhan penjualan di tahun 2023. Hal ini menunjukkan Kimia Farma memiliki fundamental bisnis yang kuat dan memiliki potensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ke depannya,” ucapnya.
David mengatakan pihaknya akan terus melakukan pembenahan dalam rangka peningkatan kinerja KFA. Ke depannya, perusahaan akan melakukan langkah-langkah perbaikan kualitas persediaan dan cashflow management di Kimia Farma Apotek.
David optimistis upaya pembenahan internal ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja dan fundamental bisnis perseroan pada tahun yang akan datang.
“Kami optimistis melalui bersih-bersih di tahun 2023 akan memberikan fundamental yang baik untuk kinerja Kimia Farma ke depan. Strategi pertumbuhan berkelanjutan dijalankan melalui tiga fase meliputi fase pertama yaitu operational excellence untuk meraih profitabilitas, fase ke-dua yaitu penguatan finansial untuk membuka potensi emas yang dimiliki KAEF, dan fase ke-tiga menjadi ekosistem healthcare Indonesia melalui strategi digital,” tutur David.