Jakarta, mataberita.net — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo membantah dirinya mewajibkan perempuan memiliki satu anak perempuan. Hasto menegaskan tidak pernah membuat pernyataan tersebut.
“Aku tidak ngomong kalau satu perempuan wajib punya anak satu perempuan, aku ngomong nggak begitu, aku ngomongnya gini rata-rata diharapkan satu perempuan punya anak satu perempuan, rata-rata, lo,” ucap Hasto di Magelang, pada Minggu (07/07/2024).
Dia menyampaikan hal tersebut usai menjadi pembicara kegiatan ‘Percepatan Penurunan Stunting untuk Menyongsong Generasi Emas 2045’ di Magelang, Jawa Tengah.
“Kalau depan rumah saya punya anak perempuan dua, belakang saya nggak punya anak perempuan pas sudah,” katanya.
Hasto menyampaikan tujuan supaya penduduk tumbuh seimbang. Menurutnya, tugas BKKBN menjaga penduduk tumbuh seimbang, jika suatu wilayah itu, satu kelurahan perempuannya 5.000, sepuluh tahun lagi perempuannya tinggal 4.500, pasti penduduk itu berkurang karena yang hamil dan melahirkan itu perempuan.
BACA JUGA : Airlangga Hartarto Klaim Program Kartu Prakerja Pertama di Dunia
“Itulah makna bahwa rata-rata, jangan diterjemahkan satu perempuan wajib punya anak satu,” ujarnya.
Dia menuturkan masih dalam rangka Hari Keluarga Nasional, sehingga dalam hal ini banyak memotivasi tim pendamping keluarga, memotivasi teman-teman yang ada di lini lapangan.
“Jadi dia bekerja untuk mendampingi keluarga dalam rangka untuk mendampingi penurunan stunting, kemudian untuk membangun keluarga yang tenteram mandiri dan bahagia,” ujarnya.
Hasto menyebut memang waktu untuk memanfaatkan bonus demografi mepet sekali. Menurutnya, jika tidak menggerakkan betul lini yang di bawah, seperti kapal yang sudah terbakar, tetapi orangnya belum loncat.
“Maka penting sekali kualitas sumber daya manusia (SDM). Target stuntingnya turun, di Magelang ini angka stunting di survei 15 persen, tetapi door to doornya 10 persen. Jadi optimis sekali, sangat optimis target 14 persen insyaallah lewat itu,” pungkasnya.