Surakarta, mataberita.net — Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah (Kanwil Kemenkumham Jateng) menyelenggarakan kegiatan Promosi dan Diseminasi Indikasi Geografis serta Indikasi Geografis Drafting Batik Wonogiri. Yang mana bertempat di England Hotel Surakarta, pada Selasa (27/02/2024). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Pelayanan Hukum, Agustinus Yosi Setyawan. Dalam sambutannya, Indikasi Geografis berperan sebagai jaminan kualitas, karakteristik, dan reputasi suatu produk.
“Sehingga diharapkan melalui pendaftaran Indikasi Geografis, Batik Wonogiri dapat semakin dikenal dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan pengrajin batik yang terhimpun dalam Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis,” jelas Agustinus. Peserta kegiatan ini berasal dari MPIG Batik Wonogiri dan sejumlah instansi terkait. Sebagai narasumber dalam kegiatan ini yaitu Heru Hutomo selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Wonogiri dan Tri Reni Budiharti selaku Tim Ahli Indikasi Geografis.
Heru menyampaikan. Batik Wonogiri telah dilestarikan terus-menerus oleh masyarakat. Dia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Kemenkumham Jateng dalam proses pengajuan permohonan. Sebagaimana diketahui, Kemenkumham Jateng memberikan dukungan penuh terhadap penyusunan dokumen deskripsi Indikasi Geografis. Kemenkumham Jateng juga telah memfasilitasi pengajuan permohonan indikasi geografis Batik Wonogiri pada tanggal 4 Agustus 2023. Selain itu, untuk Batik Wonogiren juga akan difasilitasi untuk pengajuan merek kolektif.
Heru berharap. Agar batik Wonogiri dapat menjadi ‘Branding’ baru, sehingga dapat dikenal di manca negara. Dalam kegiatan ini, narasumber dari Tim Ahli memberikan saran dan masukan terhadap dokumen deskripsi Indikasi Geografis yang sebelumnya telah diajukan. Sehingga dokumen permohonan dapat memberikan informasi yang akurat mengenai Batik Wonogiri. Catatan dan masukan yang diberikan oleh narasumber akan ditindaklanjuti oleh MPIG setelah pelaksanaan pemeriksaan substantif.
BACA JUGA : Duka Terpahit Dilewati Kris, Tolak Ukur Sukses Berbeda – Beda