Pekalongan, mataberita.net — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan bantuan anggaran untuk membangun Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Setono. Yang mana tepatnya berada di Kawasan Exit Tol Setono, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Anggaran untuk membangun Kalamo yang disiapkan sekitar Rp 21,8 Miliar. Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Nur Priyantomo, Kasdim 0710/Pekalongan, Mayor Arh Akhmad Thohir, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sugiyo dan jajaran pejabat KKP serta Pemkot meninjau lokasi pembangunan Kalamo, pada Sabtu (25/05/2024).
Program Kalamo ini merupakan upaya pemerintah mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi modern. Yang notabene dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pengusahaan perikanan modern yang dapat meningkatkan produktivitas, kompetensi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Di lokasi ini, nantinya akan dijadikan sentra kuliner hasil olahan laut dari 140 nelayan kecil binaan DKP yang ada di 3 kelurahan. Yaitu Panjang Wetan, Panjang Baru dan Krapyak.
Menteri KKP menyampaikan. Kalamo Setono ini dibuat secara tematik untuk culinary. Yang mana hasil-hasil olahan tangkapan laut dari nelayan lokal bisa didisplay dan dijual sentra kuliner ini. Saat ini KKP tengah merencanakan pembangunan 10 lokasi Kalamo di sejumlah wilayah di Indonesia seperti Pekalongan, Rembang, Biak, Pandeglang dan sebagainya. Selain resto atau sentra kuliner, ada sejumlah fasilitas pendukung di dalam Kalamo Setono ini, diantaranya cold storage, VVIP room atau working space, Balai Santripreneur, ATM Centre, Mushola, Outdoor Area dan Booth Container.
BACA JUGA : Yukz Tanya : Pernikahan Beda Agama Dianggap Tradisi Biasa, Boleh Kan?
“Pembangunan Kalamo ini direncanakan bisa rampung secepatnya 4 bulanan. Setelah selesai dibangun nanti kita serahkan ke koperasi nelayan binaan dinas terkait untuk pengelolaannya,” ucap Sakti. Menurutnya, fasilitas yang ada di Kalamo ini diberikan secara gratis kepada para nelayan setempat untuk bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Dipilihnya Kota Pekalongan menjadi salah satu lokasi pembangunan Kalamo, mengingat Kota Pekalongan ini memiliki potensi perikanan yang luar biasa.
“Masyarakat atau pengunjung mau mencari makanan hasil olahan laut ya bisa datang ke Kalamo ini. Terlebih, lokasinya strategis dekat dengan Exit Tol Setono yang bisa dijangkau keluar masuk pemudik atau pelancong,” tutur Menteri KKP. Sementara itu, Sekda mengapresiasi atas inisiasi KKP yang telah membangun Sentra Kuliner Kalamo di Kota Pekalongan. Langkah pembangunan Kalamo di Exit Setono ini, dia menilai. Menjadi upaya pengembangan Kawasan Pekalongan Baru. Menurutnya, lokasi ini menjadi tempat yang strategis. Yang notabene Exit Tol Setono ini menjadi jalur keluar dan masuk tol dan dilewati masyarakat baik dalam maupun luar kota.
“Sekaligus, kita ingin membangun rangkaian tempat wisata. Di lokasi Kalamo Exit Tol ini sebagai tempat kulinernya, kemudian pemudik atau pelancong bisa mampir ke Grosir Batik Setono, wisata religi di Makam Sapuro, Kanzus Sholawat, ke kediaman Habib Luthfi dan Habib Bagir, serta dilanjutkan ke Taman Wisata Laut (TWL) Pantai Pasir Kencana, disana juga ada Technopark Perikanan,” terang Sekda Nur Pri.
Diungkapkan Nur Pri. Di Kalamo ini akan memberdayakan koperasi nelayan maupun koperasi perikanan binaan yang telah ditunjuk. Terutama untuk mengolah hasil tangkapan lautnya di sentra kuliner ini. Kalamo ini berkonsep sentra kuliner olahan ikan laut maupun ikan tawar. Para nelayan Kota Pekalongan bisa menyuplai hasil tangkapannya di tempat ini dan akan dikelola dengan sistem santripreneur.
Lanjut Nur Pri, KKP menargetkan pembangunan Kalamo ini bisa rampung pada Bulan September 2024. Pekan depan atau awal Juni diharapkan sudah bisa terkontrak, jika tidak ada sanggahan, maka awal Juli sudah bisa dilakukan kesepakatan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) atau Kontrak. Adapun anggaran yang diberikan KKP senilai Rp 21,8 Milliar. Namun, Pemkot telah mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 1,6 Milliar untuk penambahan sarana dan prasarana pendukung lainnya.
“Semua pembiayaan dan pembangunan dari KKP, sementara Pemkot Pekalongan hanya menyediakan lahan seluas 7,8 hektar. Pembangunan Kalamo ini diharapkan bisa mengembalikan kejayaan sektor perikanan yang ada di Kota Pekalongan,”pungkasnya.