Jakarta, mataberita.net — Tahun 2024 menjadi akhir dari hubungan dan perjalanan panjang Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) beserta keluarganya dengan PDIP. Sebab, pada penghujung tahun ini, partai berlambang banteng itu secara resmi memecat Jokowi, salah satu kader andalannya selama kurang lebih 2 dekade terakhir. Tak hanya dia, putra sulungnya yang kini menjadi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming dan menantunya, yakni Bobby Nasution juga ikut dipecat dari keanggotaan PDIP. Ini menandakan keluarga Jokowi tamat di tangan PDIP.
Pemecatan ini menjadi puncak dari ketegangan politik antara keluarga Jokowi dengan PDIP yang berlangsung selama beberapa waktu terakhir. Setelah melewati dinamika politik sepanjang 2024 karena adanya Pilpres dan Pilkada serentak, PDIP akhirnya sampai pada kesimpulan. Jokowi dan keluarganya telah membelot. Memanasnya hubungan Jokowi dan PDIP bermula dari dinamika pencalonan Presiden dan Wakil Presiden untuk Pilpres 2024. Ketika itu, PDIP mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Sebagai partai besar, PDIP tentu berharap. Jokowi selaku Presiden dari partai dan Gibran serta Bobby yang menjadi Kepala Daerah, ikut mendukung dan memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud. Namun, Gibran justru menerima pinangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi Cawapres pada Pilpres 2024. Gibran yang sebenarnya belum cukup umur itu, bisa maju sebagai Cawapres usai Mahkamah Konstitusi yang dipimpin pamannya, Anwar Usman, mengubah syarat minimal usia kandidat di pilpres.
Jokowi sendiri, meski tidak secara terang-terangan, dianggap cawe-cawe mendukung langkah politik anak sulungnya. Di sisi lain, Bobby secara terbuka menyatakan dukungan terhadap kakak iparnya dan Prabowo. Hubungan tiga tokoh politik itu dengan PDIP pun perlahan merenggang. Jokowi bahkan tak diundang ke HUT PDIP pada Januari 2024. Perseteruan kian memanas ketika Ganjar-Mahfud kalah, dan Prabowo-Gibran dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024.
BACA JUGA : Yukz Tanya : Buku Paket dan LKS di Sekolah, Setuju Tidak?
Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun bahkan menyatakan. Jokowi dan Gibran bukan lagi bagian dari partainya. Pernyataan itu dilontarkan Komarudin setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak gugatan hasil Pilpres 2024 pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. “Ah, orang (Jokowi) sudah di sebelah sana, bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan? Yang benar saja,” katanya pada (22/04/2024).
Pada Mei 2024, PDIP pun tidak mengundang Jokowi dan Gibran dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) karena dianggap telah melanggar konstitusi. Pelanggaran itu dinilai tak sejalan dengan PDIP yang terus menegakan konstitusi. “Apabila ada diantara kita anggota partai yang kemudian melanggar konstitusi, melanggar etika dan moral, maka dia sudah bukan menjadi bagian dari keluarga besar PDIP. Karena sudah bertentangan, bukan hanya pada AD/ART partai, melainkan juga pada konstitusi negara,” kata Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, pada Jumat (24/05/2024).
Setelah mendukung dan mengampanyekan Prabowo-Gibran saat pilpres, Bobby secara resmi bergabung dengan Gerindra pada Mei 2024. Dia bahkan sudah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) partai. Dia mengeklaim keputusannya untuk berlabuh ke partai besutan Prabowo sudah mengantongi izin dari mertuanya, yaitu Jokowi. “Alhamdulillah dengan mengucapkan bismillahhirrahman nirrahim, saya per hari ini, menyatakan diri untuk masuk menjadi kader Gerindra,” ungkapnya.