Home Daerah Nasional Internasional Ekonomi Infografis Sastra Science Olahraga Otomotif Teknologi Mataberita TV
Info Terkini : PT. Mata Digital Internasional, www.mataberita.net, independent dalam berita | PT. Mata Digital Internasional melalui website www.mataberita.net melayani Jasa Produksi dan Penayangan Film, Company Profile, Dokumenter, Talkshow, Monolog dan TVC | Selain itu juga melayani Management Artis, Penyanyi, Chef, Aktor, Aktris, Band dan lainnya | Kami juga melayani Konsultasi Hukum, Manajemen, Broadcasting dan lainnya | Ditambah pula melayani Pelatihan Berbagai Bahasa diantaranya Inggris, Indonesia, Jerman, Korea, Jepang, Mandarin, Arab dan sebagainya | Tak ketinggalan pun melayani Pelatihan atau Diklat Jurnalistik, Bahasa, Broadcasting, Public Speaking, Design, Desain Grafis, Editing, IT, Hukum dan sebagainya | Nah... Kami juga menjual berbagai produk makanan dan minuman seperti Pempek Palembang, Kue Semprong, Thai Tea, Green Tea, Espresso, Cappucino, Americano dan masih banyak lagi | Yang suka berbusana Batik khas Pekalongan juga bisa memesan ke Kami yaaa... | Alami kendala Kompor Gasnya juga bisa dilayani oleh Kami | So kunjungi terus website kami di www.mataberita.net | Upz sampai lupa deh, hubungi Kami bisa ke (021) 89229850 atau bisa datang ke Jl. Kav. H. Umar II no 319, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi yaaa...| Kami juga melayani by seluler WhatsApp dengan menugaskan PIC Ayu Yulia Yang di 08567971900 | Percayakan Kami sebagai Mitra, Partner dan Relasi Anda...

Kadin Indonesia Akui Barang Impor Jadi Salah Satu Penyebab Sekaratnya Industri Tekstil

Foto : Kadin Indonesia Akui Barang Impor Jadi Salah Satu Penyebab Sekaratnya Industri Tekstil

Jakarta, mataberita.net — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengakui barang impor menjadi salah satu penyebab sekaratnya industri tekstil dalam negeri saat ini.

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan untuk itu pemerintah perlu menjaga dan memperketat masuknya barang impor ke dalam negeri.

“Kita perlu menjaga yaitu masuknya barang impor yang saya katakan ‘dipertanyakan’ karena mengganggu pasar, khususnya tekstil,” tuturnya ditemui di Gedung Transmedia, pada Jumat (28/06/2024).

Menurutnya, industri tekstil sebetulnya bisa berkembang pesat dengan hanya memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia saja. Sebab, kebutuhan tekstil seperti pakaian jadi masyarakat lokal sangat besar.

“Padahal kalau kita bicara tekstil kita, kebutuhan market industri tekstil di Indonesia itu besar sekali. Jadi sebetulnya industri tekstil dengan menggunakan domestic market saja itu mereka bisa besar dan survive,” imbuhnya.

Apalagi, imbuh Arsjad, kalau pelaku usaha nasional bisa mengekspor barangnya sampai ke negara lain, maka akan lebih untung lagi. Tapi dengan syarat pemerintah juga menetapkan aturan yang tepat untuk mencegah masuknya barang impor.

“Kalau kita bisa menggunakan domestic market kita dan lalu kita attack ke luar, wah itu lebih hebat lagi,” tambahnya.

Tetapi, gempuran barang impor lagi-lagi membuat para pelaku usaha dalam negeri kalah saing, terutama dari sisi harga.

“Jadi memang ini harus kita jaga barang-barang impor karena mengganggu kondisi yang ada. Kita harus menjaga kondisi market kita. Jangan lah kita hanya menjadi pasar,” ungkapnya.

BACA JUGA : Kebakaran Gudang Logistik BPBD Provinsi Bali Rugi Rp7,9 Miliar

Sebelumnya, kondisi tekstil yang tidak baik-baik saja ini pertama kali disampaikan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) yang menyebut kinerja penjualan mereka lesu belakangan ini.

Presiden KSPN Ristadi menyebut tingkat pesanan yang masuk ke sejumlah pabrik tekstil di Indonesia terus menurun. Imbas lesunya penjualan itu, mereka harus melakukan efisiensi, salah satunya dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pekerja.

KSPN mencatat sekitar 13.800 buruh tekstil sudah terkena PHK dari Januari 2024 hingga awal Juni 2024 imbas masalah itu. PHK yang terjadi di Jawa Tengah lebih masif. Ia mencatat pabrik-pabrik yang terdampak, misalnya di grup Sritex.

Ia mencontohkan tiga perusahaan di bawah grup Sritex yang mem-PHK sejumlah karyawannya. Ada PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, PT Bitratex di Kabupaten Semarang, dan PT Djohartex yang ada di Magelang.

Leave a Reply