Jakarta, mataberita.net — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II) usai merger menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) hari ini (09/09/2024).
Erick mulanya mengatakan dirinya bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi selalu berkomitmen dalam memastikan Indonesia dapat bersaing dalam sektor logistik. Ia menekankan perlunya menekan biaya logistik hingga kemudahan untuk bertransportasi.
Ia kemudian bercerita soal suksesnya upaya pemerintah menggabungkan PT Pelindo menjadi satu pada 2021 silam. Erick mengatakan penggabungan itu memberikan hasil luar biasa tanpa adanya isu PHK dan bahkan terjadi efisiensi.
“Nah sama ini Angkasa Pura I, (Angkasa Pura) II, menjadi Angkasa Pura Indonesia. Jadi isu layoff tidak ada, justru ini isu pengembangan, ini kita mengolah 37 airport, di mana akan menjadi satu sistem pelayanan,” tutur dia di Kantor Pusat InJourney, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (09/09/2024).
“Sehingga kalau kita sering ke luar negeri melihat banyak airport juga yang sekarang berubah model, tidak hanya buat transportasi, tetapi membangun sebuah ekosistem baru,” katanya.
Ia menekankan bagaimana pendapatan dari sektor penerbangan atau aeronautika dan non-aero sudah mulai meningkat. Menurutnya, bandara memang menjadi pusat kehidupan manusia tak hanya di Indonesia, tapi di negara lainnya.
Maka itu, Erick mengatakan pihaknya ke depan akan memperbaiki model bisnis InJourney Airports sehingga pendapatan non-aero bisa terus meningkat seperti yang diklaim sudah dilakukan saat ini.
Merger AP I dan AP II menjadi InJourney Airports telah diresmikan pemerintah pada Senin (9/9). Entitas baru ini masuk ke dalam anggota Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney.
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan hasil konsolidasi AP I dan II ke dalam InJourney Airports membuat operator bandara milik negara ini menjadi terbesar ke-5 di dunia.
“Syukur kami sampaikan bahwa tepatnya hari ini kita menjadi operator airport nomor lima terbesar di dunia,” ujar dia dalam kesempatan yang sama.
Dony menjelaskan proses penggabungan AP I dan AP II tidak mudah. Sebab, banyak adanya perbedaan bisnis di antara keduanya, seperti perbedaan kebijakan operasional bisnis bandara hingga sistem rekrutmen pegawai.
Selain itu, Dony menyebut pelaksanaan proses merger ini juga diharuskan untuk tidak mengganggu operasional kedua bandara demi kenyamanan penumpang. Karena itu, diperlukan waktu hingga sembilan bulan untuk menyelesaikan proses merger usaha sejak Desember 2023 silam.
“Dan Alhamdulillah proses merger ini sudah selesai, termasuk di dalamnya kami menyelesaikan 69 aturan supaya sesuai dengan aturan yang berlaku,” imbuhnya lebih lanjut.
Ke depan, InJourney Airports difokuskan untuk meningkatkan pendapatan di luar sektor non aero. Salah satu strategi untuk memacu bisnis non aero adalah memanfaatkan lahan-lahan menganggur di kawasan bandara agar menjadi optimal.
Peresmian InJourney Airports dihadiri oleh Erick, Budi Karya, hingga Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, juga Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi.