Jakarta, mataberita.net — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong PT Pertamina (Persero) untuk mempersiapkan diri menyambut dinamika persaingan tingkat global. Erick menilai, adaptasi korporasi bisa dilakukan lewat perbaikan sumber daya manusia dalam perusahaan.
“Sebagai BUMN Energi, Pertamina diharapkan berperan sebagai benteng ekonomi nasional untuk memperkuat persaingan korporasi, dan hal ini harus dimulai dari perbaikan dari diri sendiri,” tutur Erick pada kegiatan Pertamina Akhlak Festival di Jakarta pada Selasa (09/07/2024).
Erick menyebut, pembentukan holding subholding oleh Pertamina merupakan salah satu strategi Pertamina mengantisipasi era kompetisi.
Untuk itu, Erick menyampaikan apresiasi terhadap langkah Pertamian menerapkan Nature Based Solution (NBS), seperti pengadaan bioetanol sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
“Mau tidak mau yang namanya supply chain itu menjadi bagian penting dalam perjalanan Pertamina ke depan, ini merupakan transformasi dan inovasi yang harus kita lakukan terus menerus,” ucapnya.
Lebih jauh, Erick berharap agar Pertamina dapat berperan dalam pembangunan industri hijau. Dirinya mengungkapkan, baru saja menyelesaikan perjalanan bersama tim Pertama ke Ibu Kota Negara (IKN).
“Ketika kebutuhan daripada IKN ini melonjak, mau tidak mau alternatif daripada listrik di sana selain hydro ataupun solar ada juga gas, tapi tentu kita harus membangun yang namanya industri hijau, kawasan industri yang sustainability, hijau, agar nanti persaingan perdagangan dunia juga membutuhkan produk-produk yang hijau, hal-hal seperti ini transisi dari Pertamina harus kita dorong,” imbuhnya.
BACA JUGA : Freeport Indonesia Kembali Tunjukkan Komitmennya Dalam Pengembangan Atlet di Indonesia Untuk Raih Prestasi
Di samping itu, carbon trading juga ditegaskan Erick harus menjadi bagian pengembangan perusahaan berskala besar seperti Pertamina.
Merespons hal itu, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan Pertamina mempersiapkan tiga langkah dalam menghadapi tantangan trilema energi. Pertama, dengan meningkatkan produksi dari sektor hulu, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kedua, optimalisasi gasoline melalui revamping, peningkatan kapasitas kilang, hingga meningkatkan produksi tambahan dengan campuran bioetanol menjadi biogasoline demi mengurangi impor solar. Ketiga, dengan menekan impor LPG melalui peningkatan kapasitas produksi, hingga membangun jaringan gas rumah tangga.
“Pertamina juga telah menyiapkan peta jalan transisi energi dan menerapkan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan melalui Sustainability Policy, Strategy & Initiatives yang diimplementasikan di seluruh Pertamina Group,” ujar Nicke.
Tujuan pengadaan peta jalan itu, untuk menjadikan Pertamina sebagai perusahaan yang environmentally friendly, socially responsible dan good corporate governance.
Hingga saat ini, Pertamina juga terus berinovasi mendukung ketahanan energi nasional, yang sekaligus menjadi persiapan menghadapi tantangan energi secara global melalui langkah inisiatif strategis.
Selain itu, Pertamina turut berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan mempersiapkan perseroan pada pemanfaatan Nusantara Sustainability di Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui sinergi dengan para pemangku kepentingan.
