MATABERITA.NET. Jakarta- Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif Partai Perjuangan Demokrasi Indonesia atau PDIP, Deddy Yervi Hanteru Sitorus mengatakan bahwa PDIP sangat bersalah dan berdosa karena telah menghadirkan Joko Widodo alias Jokowi ke panggung politik di Indonesia.
“Terus terangnya, mohon maaflah Jokowi hadir dalam panggung politik dosa kita [kami], tapi kan kita enggak dosa dengan kelakuannya semua kan,” kata Deddy pada Kamis (19/12).
Deddy juga tak sependapat jika PDIP dianggap harus bertanggung jawab sepenuhnya atas semua tindakan yang dilakukan Jokowi.
Deddy tak menduga Jokowi yang dididik jadi kader, justru merusak demokrasi di akhir masa jabatannya sebagai presiden. “Masa kita harus tanggung jawab juga, yang bener aja dong kita tanggung jawab, dia sama Tuhan,” sebutnya.
Baca Juga :
Deddy Sitorus : Ada Upaya Jokowi Merebut Jabatan Hasto Sebagai Sekjen!
Partai berlambang banteng itu, merupakan kendaraan politik Jokowi sejak maju menjadi Wali Kota Solo pada 2005. Begitu pula saat Jokowi maju di Pilgub DKI 2012, dan dua kali pilpres pada 2014 dan 2019. Namun, pada Pilpres 2024, Jokowi mendukung putranya, Gibran Rakabuming sebagai cawapres mendampingi Prabowo dan berseberangan dengan keputusan partai. PDIP sudah resmi memecat Jokowi dan keluarganya pada 4 Desember lalu.
Menurut Deddy, kerusakan demokrasi tidak adil jika menyalahkan rakyat. Sebaliknya, dia menegaskan, yang harus bertanggung jawab adalah elite politik dan partai. “Siapa yang rusak? Rakyatnya? Ya elitenya, calonnya, partainya. Karena apa? Karena memang itu tadi pelembagaan partai politik itu enggak jalan, rekrutmen itu enggak jalan dengan baik. Itu problem, luar biasa, jadi jangan salahkan rakyat,” katanya.
Politikus PDIP itu menyebut bahwa masyarakat hanya menganggap bahwa elite tak pernah hadir dalam kehidupan mereka. Namun, para elite politik justru datang tiba-tiba untuk meminta suara mereka. “‘Lu kan dapat gaji, dapat privilege, masa kita enggak dapat apa-apa’. Akhirnya kan orang berpikir seperti itu,” pungkasnya.