Jakarta, mataberita.net — Ekonomi Indonesia diperkirakan terus tumbuh positif pada 2024 meskipun dihadapkan pada ketidakpastian pasar global. Di tengah perlambatan ekonomi dunia yang diproyeksikan tumbuh hanya 3,2%, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan yang stabil.
Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia, Donni Fajar Anugrah, melaporkan bahwa pada triwulan II 2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% (yoy).Sementara itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap solid dengan nilai Rupiah yang menguat, menandakan stabilitas yang semakin kokoh. “Secara regional, pertumbuhan di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami peningkatan, mencerminkan keberhasilan upaya pembangunan berkelanjutan,” tutur Donni di Banten Investment Forum 2024 di Tangerang, pada Selasa (29/10/2024).
BACA JUGA : Presiden Prabowo Subianto Jajal Proses Panen Padi Gunakan Mesin Alat Panen Modern Combine Harvester
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, juga memproyeksikan ketahanan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut hingga 2025.Pertumbuhan PDB triwulan II 2024 yang mencapai 5,05% yoy didukung oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, perbaikan PMTB berkat percepatan proyek infrastruktur publik, serta investasi swasta yang tumbuh pasca pemilu 2024.“Perekonomian Jawa masih tetap menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian Indonesia dengan sumbangsih 57,04 persen,” ungkap Josua.Provinsi Banten juga diperkirakan tumbuh positif pada 2025, setelah mencatat pertumbuhan 4,70% di triwulan II 2024, meningkat dari 4,51% pada kuartal sebelumnya.Menurutnya, sektor manufaktur masih menjadi motor utama perekonomian Banten, diikuti sektor konstruksi dan perdagangan.“Sektor manufaktur masih menjadi pendorong investasi di Banten dalam lima tahun terakhir, terutama Industri Kimia dan Industri Makanan. Namun, persebarannya masih terpusat di Cilegon dan Tangerang,” imbuhnya.Produk industri kimia di Indonesia saat ini dikonsumsi oleh pasar domestik. Namun demikian, Indonesia juga masih bergantung dengan pasar impor. Saat ini, Banten menjadi salah satu pusat industri kimia di Indonesia, di bawah Jawa Timur dan Jawa Barat.“Pengembangan industri kimia di Banten dapat terus berlanjut dengan memanfaatkan aglomerasi, yakni karena lokasi Banten yang dekat dengan Jakarta. Ini dapat menjadi salah satu strategi investasi Banten ke depannya,” kata dia.Selain industri pengolahan, sektor perumahan atau properti masih mendominasi lanskap investasi di Banten, khususnya penanaman modal dalam negeri (PMDN). Lokasi yang dekat dengan Jakarta menjadikan Banten sebagai wilayah penyangga kegiatan penduduk Jakarta.Kedekatan akses dengan Jakarta juga membawa peluang investasi untuk sektor pariwisata di Banten. Saat ini, Banten menjadi salah satu tujuan utama wisatawan domestik, khususnya di Pulau Jawa. Potensi pariwisata itu di antaranya yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.Tetapi demikian, pembangunan pariwisata di Tanjung Lesung juga harus melihat risiko bencana yang dapat terjadi, mengingat lokasinya yang dekat dengan Gunung Krakatau di Selat Sunda.“Sektor pariwisata di Banten masih sangat potensial untuk dikembangkan. Peluang dan pasarnya cukup besar, ditambah dengan infrastruktur penunjang kawasan,” ujar dia.Josua menambahkan, laju pertumbuhan yang positif dan prospek ekonomi di Banten ini akan berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja dan kebutuhan terhadap tenaga kerja. Namun, sektor manufaktur masih tetap menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Banten dengan tren produktivitas yang cenderung naik.