Jakarta, mataberita.net — Dewan Pandemic Fund akan segera menggelar sidang untuk membahas merebaknya wabah cacar monyet atau Mpox yang telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sidang tersebut dilaksanakan guna mendukung pengendalian wabah tersebut.
Co-Chair Pandemic Fund Chatib Basri mengatakan pihaknya mendukung diterbitkannya rancangan Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis Global (SPRP) untuk Mpox yang diluncurkan oleh WHOP pada 26 Agustus 2024.
Ia menilai SPRP memberikan kerangka kerja yang kuat untuk kesiapsiagaan dan respons kesehatan masyarakat terhadap keadaan darurat Mpox.
“Dewan Pandemic Fund akan bertemu dalam beberapa hari mendatang untuk membahas cara terbaik untuk mendukung implementasi SPRP dan rencana regional yang relevan, dalam koordinasi yang erat dengan negara-negara dan mitra, serta pemangku kepentingan, WHO dan entitas pelaksana lainnya,” kata Chatib dalam keterangan resmi, pada Rabu (28/08/2024).
Mantan menteri keuangan itu memastikan Dewan Pandemic Fund akan mendukung prioritas nasional dan regional untuk memastikan kesiapan dan kesiapsiagaan secara menyeluruh menghadapi wabah Mpox.
“Upaya kami akan berfokus pada memandu keputusan alokasi sumber daya, meningkatkan koordinasi antar mitra, dan meningkatkan koherensi dan efektivitas antar aliran pendanaan untuk mencapai ketahanan yang lebih besar dalam menghadapi ancaman kesehatan global,” tutur dia lebih lanjut.
Dibentuknya Pandemic Fund didedikasikan untuk meningkatkan pembangunan kapasitas dan implementasi penanganan pandemi yang lahir karena adanya pandemi covid dan secara resmi diluncurkan di bawah Presidensi G20 Indonesia.
BACA JUGA : Otoritas Jasa Keuangan Izinkan Influencer Promosikan Kripto
Kehadirannya bertujuan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah agar lebih siap menghadapi pandemi lainnya di masa depan.
“Misi kami adalah untuk memastikan bahwa negara-negara memiliki sistem pengawasan yang kuat untuk deteksi dini, laboratorium yang dapat dengan cepat meningkatkan pengujian, tenaga kerja kesehatan yang sesuai dengan tujuan yang dapat dikerahkan dengan cepat, komunikasi darurat yang efektif, koordinasi, dan sistem manajemen, dan kapasitas lonjakan untuk memberikan respons,” bebernya lebih lanjut.
Pandemic Fund telah memberikan pembiayaan penting ke negara yang paling membutuhkan. Melalui putaran pendanaan pertama yang diberikan tahun lalu, pihaknya mendukung 37 negara di berbagai wilayah geografis untuk membangun sistem kesehatan yang lebih kuat dan lebih tangguh yang mampu mencegah, mendeteksi dan menangani wabah secara efektif.
“Setiap dolar dana hibah yang dialokasikan mengkatalisasi tambahan US$6 dari mitra internasional dan domestik. Proyek-proyek ini tidak hanya menggalang koordinasi lintas sektor di dalam suatu negara, tetapi juga meningkatkan kolaborasi antara negara-negara dan organisasi internasional,” imbuh Chatib Basri.