Jakarta, mataberita.net — Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita ingin mengetahui isi dari 26.415 peti kemas (kontainer) yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Hal itu sebagai upaya menyiapkan strategi untuk melindungi industri domestik.
“26 ribu itu is a big number, besar sekali. Kalau kita bicara soal 100-200 kontainer ya mungkin kita tidak akan terlalu pusing tapi ketika kita mempunyai 26 ribu kontainer kita mempunyai kepentingan tentu untuk memitigasi,” ucap Agus di Jakarta, pada Selasa (09/07/2024).
Oleh karena itu, Agus menilai keterbukaan data terkait isi kontainer diperlukan untuk mengantisipasi dampak ke industri.
“Saya juga pengen tahu, tentukan barang-barang itu jangan-jangan bahan baku, kalau bahan baku di sektor apa barang-barang itu?, jangan-jangan barang jadi, misalnya pakaian jadi, misalnya TV elektronik, barang-barang elektronik,” tuturnya.
Pihaknya sendiri sudah melayangkan surat ke Kementerian Keuangan untuk meminta keterangan dan data terkait isi dari peti kemas yang tertahan di kedua pelabuhan itu. Kendati demikian, pihaknya belum mendapatkan balasan.
Pada Sabtu (18/05/2024) lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan sebanyak 17.304 kontainer tertahan di Tanjung Priok. Penumpukan serupa juga terjadi di Tanjung Perak, Surabaya sebanyak 9.111 kontainer, Penumpukan itu terjadi sejak aturan Permendag 36 Tahun 2023 tentang larangan pembatasan (lartas) barang impor diterbitkan.
Selang sepekan, pada Senin (27/05/2024), Sri Mulyani melaporkan 16.451 kontainer yang tertahan di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak telah dibebaskan atau 62,3 persen dari total kontainer tertahan.