Jakarta, mataberita.net — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kopi di Indonesia.
Sebab, ia mencatat rata-rata produksi kopi saat ini masih berada di 1-2 ton per hektare. Sementara, luas lahan perkebunan kopi sekitar 1,2 juta hektare.
Hal itu Jokowi sampaikan usai melakukan panen kopi bersama para petani di Desa Kembahang, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, pada Jumat (12/07/2024).
“Tadi saya sampaikan ke Menteri Pertanian agar memberi perhatian kepada kopi, yang paling penting adalah produktivitas per hektarenya harus naik,” ungkap Jokowi dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, pada Jumat (12/07/2024).
“Harusnya bisa masuk ke 8 ton atau 9 ton (per hektare), kan negara lain bisa di angka-angka itu,” katanya.
Jokowi pun mengatakan terdapat sejumlah faktor yang membuat produktivitas perkebunan kopi itu terhambat, mulai dari peralatan yang kurang baik, penyediaan pupuk yang kurang, hingga jarak tanam yang kurang rapat.
“Kalau produktivitas per hektare naik, kesejahteraan petani kopi akan menjadi lebih baik,” ujar dia.
BACA JUGA : Nelayan Indonesia di Tangkap APMM di Duga Masuki Perairan Malaysia Untuk Menangkap Ikan Secara Ilegal
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan kendati harga kopi masih fluktuatif, namun secara tahunan harga kopi cenderung mengalami kenaikan dan permintaan ekspor juga terus meningkat.
Oleh sebab itu, Jokowi mendorong hilirisasi produk pertanian, termasuk kopi. Salah satu caranya adalah dengan fokus pada hasil produksi hingga sampai pada proses pengemasan yang baik dan siap ekspor.
“Harusnya semuanya (produk siap ekspor), tidak dalam bentuk mentahan-mentahan yang sudah berpuluh tahun, beratus tahun kita lakukan ekspor dalam bentuk mentahan, harus dihilirisasi,” pungkasnya.