Jakarta, mataberita.net — Kementerian Perindustrian mencatat industri tekstil tumbuh ekspansif meski banyak laporan pabrik tutup dan pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan pekerja di sektor tersebut.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita mengatakan kinerja industri tekstil yang ekspansif ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKI) yang terus tumbuh.
“Industri tekstil sih kita lihat tumbuh, mulai ekspansi dua bulan. Karena data IKI kita juga pada April dan Mei masih ekspansif di atas 50,” kata Reni dalam Acara StartUp for Industry di Kemenperin, pada Jumat (21/06/2024).
Berdasarkan data Kemenperin, IKI pada April tercatat pada level 52,30 dan pada Mei pada level 52,50. Menurutnya, pertumbuhan industri tekstil dalam dua bulan terakhir, salah satunya didukung oleh periode Hari Raya Idulfitri.
Tetapi, ia mengakui memang masih ada dampak pandemi covid-19 terhadap industri Tanah Air, termasuk Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Terutama untuk perusahaan yang besar-besar.
BACA JUGA : Gubernur DKI Jakarta Heru Buka Suara Terkait PBB-P2 Yang Tidak Berdampak Bagi Masyarakat Bawah
“Kalau lesu order sih memang sudah dari tahun lalu, lesunya karenanya memang ketika pasca covid-19, orang belum fokus untuk membeli sandang, orang lebih memilih liburan, pariwisata. Jadi kalau order memang sudah lesu lama,”ucapnya.
Di samping itu, salah satu penyebab lesu nya tekstil dalam negeri adalah gempuran produk impor. Namun, setelah dibatasi oleh pemerintah dengan berbagai aturan, kinerja industri tekstil sebetulnya mulai naik, namun belum pulih sepenuhnya.
“Kalau melihat data sebenarnya signifikan, mulai UP dari April. Jadi itu PHK dampak dari covid. Tapi untuk IKM tekstil tetap aman,” tuturnya.
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat ada sekitar 13.800 buruh tekstil terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Januari 2024 hingga awal Juni 2024.
Presiden KSPN Ristadi, menyebut PHK ini tersebar di beberapa wilayah perusahaan tekstil. Misalnya, pabrik milik PT Alenatex yang tutup di Bandung, Jawa Barat pada beberapa waktu lalu, pada Selasa (11/06/2024).
Ristadi mengatakan karyawan PT Alenatex mulanya ribuan, sekitar 2.000 orang lebih. Namun, perusahaan tersebut melakukan PHK secara bertahap.