Jakarta, mataberita.net — Penjualan produk dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan Pertamina meningkat 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan diserbu oleh para perantau sebagai pilihan buah tangan pada musim mudik Lebaran tahun ini. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan. Pertamina mendukung UMKM untuk berproduksi lebih banyak dan meningkatkan kualitasnya dalam menyambut momen libur Idul Fitri.
Pertamina memberikan pendampingan. Berupa pelatihan dan berbagai fasilitas dalam mendukung pengembangan produk. Dari mulai legalitas usaha, sertifikasi usaha, digitalisasi, hingga dukungan permodalan untuk para UMKM binaannya. “Dukungan Pertamina ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus memperkuat kolaborasi yang saling menguntungkan dengan UMKM guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih besar (SDGs),” terang Fadjar.
“Melalui proses kolaborasi yang berhasil, Pertamina berkontribusi pada peningkatan Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola Perusahaan (ESG),” tegas Fadjar. Putra Abadi selaku salah satu UMKM binaan Pertamina, mencatat peningkatan penjualan dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar kopi lokal dan internasional setelah berhasil masuk ke pasar Australia melalui kedutaan Indonesia pada 2017.
Berbasis di Pagaralam, Sumatera Selatan, mereka menawarkan berbagai jenis kopi yang diminati para pemudik, termasuk robusta, arabika, kopi peaberry dan kopi wine. “Selain kopi, kami juga menyediakan berbagai variasi snack, mulai dari makaroni ubi ungu, makaroni cilembu dan pandan, aneka keripik pisang, singkong, serta kentang, kemudian peyek kacang juga teri, pangsit ikan, stik bayam, stik ikan, stik bawang. Dan yang terbaru, merupakan produk turunan dari kopi yakni stik kopi,” ungkap Pemilik Putra Abadi Dionisio Toty Tiansyah Putra.
Dion, begitu kerap dia disapa. Ya merupakan Champion UMK Academy 2023 dari kelas Go Online ini menyebut. Pembeli mulai ramai ketika momen arus balik atau pada saat lebaran sampai H+7, ketika pemudik akan pulang ke perantauan. “Toko kami buka pada hari kedua lebaran, dan pembeli sudah ramai memborong kopi juga aneka snack terutama makaroni ubi ungu. Khusus lebaran, pembeli biasanya membeli produk snack per kilo, dan hingga kini telah terjual sebanyak 2 ton snack, sementara kopi telah terjual 500 bungkus ukuran 250 gr,” paparnya.
Menurut Dion, proses produksi kopi maupun snack yang ia jual merupakan hasil kolaborasi dengan para petani, dan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga sekitar. Dengan begitu usaha yang dijalankan putra abadi dapat membantu perekonomian di daerah Pagaralam. Pengalaman yang sama juga dialami oleh Sofyani Mirah, pemilik Bananania, merasakan lonjakan permintaan sebesar 50% dari tahun lalu, terutama karena banyaknya pemudik maupun masyarakat yang sedang berlibur di Semarang, Yogyakarta, dan Solo.
BACA JUGA : Duka Terpahit Dilewati Kris, Tolak Ukur Sukses Berbeda – Beda
Produk yang ditawarkan meliputi berbagai snack seperti rambak pisang, cookies dari tepung pisang, dan keripik pisang yang memiliki 5 varian rasa, yang terdiri dari coklat, keju, madu, balado, dan garlic salt. Sofy menjelaskan. Bananania fokus mengolah produk berbahan dasar pisang, selain merupakan buah lokal asli Indonesia dimana Indonesia menjadi negara penghasil pisang terbesar no 3 di dunia, pisang juga mengandung serat, potasium dan kaya akan vitamin, serta diproses menggunakan bahan-bahan pilihan dan mutu terjamin untuk jaminan produk berkualitas dan sehat.
“Seluruh produk bananania, dapat ditemui di toko oleh-oleh di kota Semarang, Yogyakarta, dan juga Solo. Keripik pisang menjadi produk yang paling diminati para pembeli, dan hingga kini telah terjual 5 ribu pack keripik pisang, meningkat 2 kali lipat dari lebaran tahun lalu,” kata Sofy. Kini, dia tengah meriset penganan untuk penderita diabetes dan mempersiapkan tepung makanan pendamping ASI, yang diproyeksikan untuk membantu menekan angka tengkes (stunting). Semua dia lakukan dengan memberdayakan perempuan yang tinggal di lingkungan sekitar dapur produksinya.
Selaras dengan prinsip ‘semua harus berguna’, sisa produksi Bananania dikelola sebagai pakan ternak dan pupuk organik cair. “Produk bananania bisa didapatkan di e-commerce, instagram serta facebook. Selain itu juga kami bekerjasama dengan beberapa hotel, supermarket dan toko oleh-oleh,” ucap wanita yang telah mengekspor produknya ke Jepang, Australia, Malaysia dan Mesir ini.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.