Mataberita.net- Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim wajib buka suara jika memang ada kesepakatan dengan Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi terkait pengadaan laptop Chromebook, agar tidak dikorbankan sendirian. Pasalnya Nadiem resmi jadi tersangka korupsi pengadaan laptop, kerugian negara capai Rp 1,98 triliun
Menurut Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto, saat diangkat menjadi menteri oleh Jokowi, tentunya Nadiem memiliki kesepakatan dan konsensus.
“Jika kesepakatan yang dibangun salah satunya adalah pengadaan laptop yang saat ini menjadikan nadiem sebagai tersangka di Kejaksaan, maka dibuka saja kalau diduga melibatkan Jokowi,” kata Hari.
Baca Juga :
Hari menyebut, perlu dilakukan seperti halnya ketika kasus mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong yang pernah meminta menghadirkan Jokowi di ruang persidangan.
“Nadiem harus membuka semua ke publik jika ada kesepakatan dengan Jokowi dalam kasus pengadaan laptop,” tuturnya,
“Kalau memang Nadiem tidak mau dalam kesendirian menjadi korban politik personal atau kelompok. Jika Nadiem yakin bahwa Allah SWT melindungi maka semua kenyataan dan kebenaran harus dibuka,” pungkas Hari
Dimana sebelumnya mantan Presiden ke-7, Joko Widodo memerintahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Nadiem Makarim untuk memperbesar anggaran riset di perguruan tinggi.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan sambutan pada agenda Forum Rektor Indonesia yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (15/1/2024) dan disiarkan daring.
Muka-mula Presiden Jokowi meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi orkestrator penelitian bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Jokowi menegaskan, riset nasional harus dirancang untuk menjawab berbagai tantangan bangsa.
Ia pun menyebut, kunci riset ada di perguruan tinggi. Untuk itu harus ada anggaran yang mencukupi untuk riset di perguruan tinggi.
“Orkestratornya boleh dari BRIN, tetapi perguruan tinggi peran untuk riset dan development-nya betul-betul diperkuat,” ujar Jokowi dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden.
“Artinya lagi, Pak Nadiem anggarannya diperbesar. Enggak apa-apa dimulai tahun ini. Nanti kan sudah ganti Presiden. Tapi dimulai dulu yang gede. Jadi Presiden yang akan datang pasti mau tidak mau (akan) melanjutkan. Entah (dari Paslon) 01, entah itu 02, itu entah 03. Enggak mungkin kalau Pak Nadiem sudah menambahkan (anggaran) banyak, Presiden yang akan datang motong (anggaran itu). Enggak berani,” tegasnya.




