Jakarta, mataberita.net — Wakil Ketua Umum PP PBSI Taufik Hidayat merespons aksi viral atlet sirkuit nasional (sirnas) bulutangkis yang sengaja meremas kok untuk meraih kemenangan.
Taufik mengatakan secara aturan apa yang dilakukan atlet muda itu tak ada pelanggaran.Tetapi, dalam azas olahraga, yang dilakukan atlet tersebut tidak sportif. Hal ini yang membuat Taufik relatif kecewa.
“Sebenarnya itu aturannya masih tabu dan kalau secara hukum tidak ada. Cuma tidak sportif saja. Balik lagi ke tidak sportif, karena aturannya ada atau enggak,” ungkap Taufik di sela Rapat Anggota Tahunan 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Selasa (22/04/2025).
BACA JUGA : Badan Gizi Nasional Bakal Daftarkan Relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi
“Boleh merusak kok atau tidak, itu kan aturannya nanti di perwasitan internasional. Itu ada etiknya, tapi saya rasa itu tidak sportif,” ujar pria yang juga menjabat Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga itu.
Semasa aktif menjadi atlet, Taufik mengaku hal serupa pernah terjadi. Saat itu, kata Taufik, wasit tak bisa berbuat banyak. Wasit tak bisa menindak aksi tersebut karena aturannya tidak ada.
“Balik lagi ke jiwa atletnya tidak sportif, tapi semua orang bisa melakukan hal itu selama payung hukumnya tidak ada. Buat saya pribadi tidak sportif. Menyayangkan,” kata Taufik.
Soal sanksi yang akan diberikan kepada atlet muda bersangkutan, Taufik memastikan tidak ada. Tetapi Taufik mewakili PBSI akan menegur pemain tersebut agar tidak mengulangnya.
“Kalau tidak ada hukumnya [aturan], bagaimana [memberikan] sanksinya. Ya, kan ada media menjawabnya. Sanksi sosial saja. Kita akan menegur, lain kali jangan begitu. Kan tidak bagus, olahraga ini sportif,” ucap Taufik.
Aksi atlet muda tunggal putra di pertandingan Sirnas B Kepulauan Riau-Batam viral di media sosial. Ketika match point 20-19, sang pemain meminta pergantian shuttlecock.
Ketika menerima kok baru, sang atlet tertangkap kamera meremas kok baru tersebut. Tindakan itu dilakukan agar sang lawan tidak bisa mengembalikan kok dengan sempurna karena melaju lebih cepat dan tidak beraturan.