Home Daerah Nasional Internasional Ekonomi Infografis Sastra Science Olahraga Otomotif Teknologi Mataberita TV
Info Terkini : PT. Mata Digital Internasional, www.mataberita.net, independent dalam berita | PT. Mata Digital Internasional melalui website www.mataberita.net melayani Jasa Produksi dan Penayangan Film, Company Profile, Dokumenter, Talkshow, Monolog dan TVC | Selain itu juga melayani Management Artis, Penyanyi, Chef, Aktor, Aktris, Band dan lainnya | Kami juga melayani Konsultasi Hukum, Manajemen, Broadcasting dan lainnya | Ditambah pula melayani Pelatihan Berbagai Bahasa diantaranya Inggris, Indonesia, Jerman, Korea, Jepang, Mandarin, Arab dan sebagainya | Tak ketinggalan pun melayani Pelatihan atau Diklat Jurnalistik, Bahasa, Broadcasting, Public Speaking, Design, Desain Grafis, Editing, IT, Hukum dan sebagainya | Nah... Kami juga menjual berbagai produk makanan dan minuman seperti Pempek Palembang, Kue Semprong, Thai Tea, Green Tea, Espresso, Cappucino, Americano dan masih banyak lagi | Yang suka berbusana Batik khas Pekalongan juga bisa memesan ke Kami yaaa... | Alami kendala Kompor Gasnya juga bisa dilayani oleh Kami | So kunjungi terus website kami di www.mataberita.net | Upz sampai lupa deh, hubungi Kami bisa ke (021) 89229850 atau bisa datang ke Jl. Kav. H. Umar II no 319, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi yaaa...| Kami juga melayani by seluler WhatsApp dengan menugaskan PIC Ayu Yulia Yang di 08567971900 | Percayakan Kami sebagai Mitra, Partner dan Relasi Anda...

Pengusaha Tekstil Indonesia Terkena tarif 47 Persen Dari Donald Trump

Foto: Pengusaha Tekstil Indonesia Terkena tarif 47 Persen Dari Donald Trump

Jakarta, mataberita.net — Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) Redma Gita Wirawasta bercerita soal beban para pengusaha tekstil Indonesia terkena tarif 47 persen dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Redma berkata selama ini produk-produk tekstil Indonesia memang kena tarif sekitar 5-15 persen saat masuk AS. Tarif itu berlaku untuk semua negara atau yang dikenal dengan most favoured nation (MFN).

“Dengan tarif 5-15 persen, kita masih bisa ekspor US$4 miliar-US$5 miliar. Yang jadi masalah kalau dinaikkan, ditambah 10 persen lagi, tambah 32 persen. Ini jadi masalah,” ungkap Redma saat dihubungi, pada Selasa (22/04/2025).

BACA JUGA : Badan Gizi Nasional Bakal Daftarkan Relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi

Redma mengatakan tarif ini sangat memberatkan pengusaha tekstil Indonesia. Daya saing produk Indonesia sudah pasti akan menurun.

Dia menyebut memang ada peluang karena China dan Vietnam terkena tarif lebih besar, yaitu 145 persen dan 46 persen. Indonesia bisa saja merebut pasar dua negara itu karena mendapatkan tarif lebih kecil, yaitu 32 persen.

Meski begitu, Redma melihat India dan Pakistan lebih berpeluang merebut pasar tekstil di AS. Mereka hanya terdampak tarif 26 persen dan 29 persen dari Trump.

“Yang lebih sulit lagi bersaing dengan industri tekstil dalam negeri AS karena mereka tanpa tarif,” katanya.

“Kalau tarif kita tetap (total) 47 persen, ada ketakutan produk-produk kita tidak bisa bersaing,” ujar Redma.

Redma berharap Pemerintah Indonesia berhasil melobi AS untuk menurunkan tarif. Mereka berharap tarif serendah-rendahnya agar bisa tetap berjualan di AS.

“Ya harapannya sih kembali ke 5-15 persen lagi,” ucap Redma.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tarif dagang dari AS untuk produk-produk Indonesia bisa menembus 47 persen.

Pemerintah sedang mencari cara untuk meluluhkan hati Presiden AS Donald Trump. Pemerintah menawarkan pelonggaran aturan impor untuk produk AS. Selain itu, pemerintah menyiapkan rencana penambahan impor dari AS.

Pemerintah akan menambah impor dari Amerika Serikat (AS) sekitar US$19 miliar atau Rp318,9 triliun (asumsi kurs Rp16.784 per dolar AS).

“Komoditas kan jelas kalau yang kita import kebanyakan agrikultur. Dan agrikultur komoditas kan wheat, soya bean, sebetulnya tarifnya nol. Jadi kapas,” kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada Senin (14/04/2025).

Leave a Reply