Jakarta, mataberita.net — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut jemaah haji Indonesia jadi panutan karena paling tertib di antara jemaah haji lain dari seluruh dunia. Ia mengatakan pemerintah Indonesia menerima penghargaan tiap tahun dari Arab Saudi.
“Setiap tahun kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah Arab Saudi, seperlima jamaah haji di dunia adalah dari Indonesia, terbesar di dunia, tetapi tingkat pelanggaran yang paling sedikit dari jamaah haji adalah Indonesia,” tutur Nasaruddin dalam Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Jakarta, pada Sabtu (19/04/2025).
BACA JUGA : Airlangga Hartarto : Tekstil Indonesia Sudah Terkena Tarif Impor Sebesar 47 Persen ke AS
Ia menceritakan dalam kesempatannya berkeliling ke penjara-penjara di Arab Saudi sebagai kelompok ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ia juga jarang, bahkan belum pernah menemukan orang Indonesia yang melakukan tindak kriminal di Tanah Suci.
“Jadi, suatu waktu kami keliling, saya cari orang Indonesia di penjara-penjara di Arab Saudi, saya tidak temukan orang Indonesia, padahal warga negara asing yang paling padat di Mekah adalah dari Indonesia, tetapi yang paling sedikit masuk penjara adalah orang Indonesia, berarti tingkat pelanggaran pidana, pelanggaran sosial di sana itu, Indonesia paling kecil,” ungkap dia.
Nasaruddin mengatakan banyak negara yang belajar tentang pengelolaan haji di Indonesia, termasuk negara-negara di Afrika. Menurut dia, hal itu disebabkan nilai-nilai universal yang dimiliki warga Indonesia.
“Mereka datang ke Indonesia dan belajar bagaimana pengelolaan ibadah haji, kok bisa tertib seperti itu, saya kira ini adalah kesadaran universal, karena budaya Indonesia ini adalah budaya maritim yang berbeda dengan budaya continental (kepulauan), budaya continental negara daratan itu stratifikasi dan struktur sosialnya bertingkat-tingkat,” katanya.
Sebab itu, Nasaruddin berpesan kepada jemaah haji 2025 agar meniatkan untuk beribadah haji tanpa ada embel-embel apapun, serta terus mengikuti perkembangan dari Badan Penyelenggara Haji (BPH) untuk merawat kemabruran haji.
“Niatkan haji tidak ada embel-embel apapun, murni untuk haji. Ikuti betul perkembangan-perkembangan dari BPH bagaimana merawat kemabruran,” ucap dia.
Ia menyampaikan ibadah haji cukup dilakukan sekali asalkan disertai dengan niat yang benar untuk mabrur. Nasaruddin mencontohkan Nabi Muhammad SAW hanya sekali menunaikan ibadah haji.
“Maka, tidak perlu berambisi untuk haji berkali-kali, satu kali saja cukup, beri kesempatan bagi yang lain untuk ikut merasakan ibadah haji, karena satu kali haji yang mabrur itu sama dengan tujuh kali haji,” imbuhnya.