Jakarta, mataberita.net — Kementerian Perhubungan mengkaji pembangunan kereta gantung atau skytrain sebagai moda transportasi pengumpan (feeder) MRT dan LRT Jakarta.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan moda transportasi itu sedang dikaji Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Dua moda itu akan mengantar penumpang MRT dan LRT ke dan dari daerah penyanggah Jakarta.
“Skytrain yang melayani daerah Sentul sebagai feeder dari LRT. Kemudian, juga skytrain dari Serpong sebagai feeder dari pada MRT,” tutur Dudy saat buka puasa bersama wartawan di Jakarta, pada Rabu (05/03/2025).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menyampaikan skytrain akan berbentuk seperti kereta gantung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tetapi, ukurannya akan lebih besar.
BACA JUGA : Pemerintah Klaim Butuh Modal Rp350 T Bangun Koperasi Desa Merah Putih
Dia menyebut skytrain bisa mengangkut 125 orang per gerbong. Setiap rangkaian terdiri dari satu ataupun dua gerbong.
Risal menjelaskan skytrain dipilih karena biaya pembangunannya lebih murah, hanya sepertiga dari MRT dan LRT. Selain itu, skytrain tak membutuhkan banyak pembebasan lahan karena menggunakan tiang-tiang seperti jalur LRT.
“Per kilometernya dia kan saat in Rp238 miliar, sudah dengan keretanya,” kata Risal.
Risal mengatakan sudah ada empat perusahaan dari tiga negara yang tertarik investasi skytrain. Namun, dia belum bisa mengungkap nama-nama perusahaan beserta negaranya ke publik karena masih dalam kajian.