Jakarta, mataberita.net — PT Waskita Karya (Persero) tidak mau lagi mengambil proyek pembangunan jalan tol setelah rugi besar beberapa tahun terakhir.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Muhammad Hanugroho mengatakan perusahaannya sedang berupaya memperbaiki kesehatan keuangan. Sejak 2020, Waskita terus mencatat kerugian, termasuk Rp3 triliun tahun lalu.
“Setelah kita divestasi seluruh jalan tol, kita tidak akan masuk ke jalan tol, kecuali ada penugasan itu akan berbeda,” kata Hanugroho dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu (05/03/2025).
Dia menjelaskan Waskita masih punya sembilan jalan tol yang belum terjual. Beberapa di antaranya diprediksi akan sulit terjual.
BACA JUGA : Zulhas Terkejut ketahui Harga Cabai Rawit dan Keriting Tembus Rp100 Ribu
Waskita sedang berupaya melakukan divestasi lima jalan tol hingga Desember 2025. Total nilai divestasi diperkirakan Rp5,2 triliun.
“Semakin cepat, semakin baik kita bisa lakukan divestasi. Paling tidak, kita bisa mengurangi liabilities yang menjadi kewajiban manajemen untuk menguranginya,” katanya.
Hanugroho mengatakan salah satu penyebab masalah di Waskita adalah pendekatan pengerjaan proyek yang terlalu agresif. Banyak proyek yang dikerjakan dengan sistem turnkey atau bayar di belakang.
“Waskita balik ke core-nya, kita juga selektif terhadap proyek-proyek yang kita pilih, tidak ada turnkey lagi dan kita upayakan proyek itu kita secure masalah financial cost-nya,” tutur Hanugroho.
Dalam kesempatan itu, dia memaparkan target pendapatan Waskita pada 2025 Rp10,8 triliun. Mereka diprediksi masih akan mengalami kerugian bersih Rp3,9 triliun.
“Target utama kita pada tahun 2025 memang masih mengalami negative net income, tapi kita upayakan supaya EBITDA kita mencapai Rp914 miliar dari sebelumnya sekitar Rp600 miliar,” ujar Hanugroho.
