Jakarta, mataberita.net — Buruh menduga Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) akan terlibat langsung dalam misi penyelamatan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) dari pailit dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Ini sekaligus menjawab teka-teki munculnya Menteri BUMN Erick Thohir dalam Konferensi Pers soal Sritex di Kantor Presiden pada Senin (03/03/2025) lalu.
Pria yang juga Ketua Dewan Pengawas Danantara itu berdiri di antara Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Koordinator Serikat Pekerja Sritex Slamet Kaswanto.
Dugaan soal peran Danantara diungkap oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi. KSPN adalah kelompok yang menaungi serikat buruh pada 3 dari 4 perusahaan di grup Sritex.
“Kemungkinan begini, ada peluang nanti melalui proses lelang atau mungkin skema penyewaan (alat-alat Sritex) dilakukan oleh pemerintah melalui investasi dari Danantara,” tutur Ristadi ketika ditemui di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, pada Rabu (05/03/2025).
“Kalau asetnya (Sritex) nilainya (sekitar) Rp9 triliun, kan kecil bagi Danantara yang mengelola sampai Rp14 ribu triliun,” tambahnya.
Sritex tercatat memiliki utang US$1,6 miliar atau Rp25,1 triliun (kurs Rp15.735 per dolar AS) kepada 28 bank. Utang itu lebih besar dari aset perusahaan yang hanya US$653,51 juta atau sekitar Rp10,12 triliun.
Ristadi menegaskan nilai aset perusahaan garmen dan tekstil di Sukoharjo itu tak ada apa-apanya dibandingkan kelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang menembus Rp14 ribu triliun.
BACA JUGA : Zulhas Terkejut ketahui Harga Cabai Rawit dan Keriting Tembus Rp100 Ribu
“Bisa enggak melalui proses apakah nanti lelang, setelah dilelang kan dijual. Biasanya kan mau dibeli pemerintah untuk dijalankan kembali, kemungkinan di situ (peran Danantara). Ditanyalah, dipanggil itu Pak Erick Thohir, memungkinkan enggak (Danantara membantu menyelamatkan Sritex),” katanya.
“Prasyaratnya kan kalau (Sritex) di-bail out itu, kalau Sritex tutup itu akan berdampak luas. Kelihatannya di sektor industri tekstil gak terlalu banyak berdampak, malah kelihatannya bagi pesaingnya ada dampak positif (mendapat limpahan orderan di sektor tekstil dan garmen),” lanjut Ristadi.
Meski begitu, Ristadi menegaskan Presiden Prabowo Subianto punya beban moral untuk tetap menyelamatkan Sritex. Ini sejalan dengan sederet angin surga yang sudah diutarakan sang Kepala Negara di hadapan publik.
Kehadiran Erick Thohir (ET) dalam urusan Sritex memang membuat bingung banyak pihak, termasuk Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho.
Ia menegaskan emiten berkode SRIL itu bukan BUMN yang bisa mendapatkan penyertaan modal negara (PMN).
Tetapi, ia yakin Erick mengantongi mandat penting dari Prabowo untuk menyelamatkan Sritex. Salah satu prediksi lainnya adalah peluang pemberian fasilitas kredit khusus dari bank-bank pelat merah kepada Sritex.
Ekonom Bright Institute Muhammad Andri Perdana juga skeptis ada pengusaha yang minat membeli Sritex dengan kondisi utang menumpuk. Oleh sebab itu, ia menduga BUMN bakal bermain.
“Saya sendiri skeptis bila ada swasta yang berniat menjadi investor yang membeli kepemilikan Sritex, kecuali ‘investor’ tersebut berasal dari penugasan negara dalam bentuk BUMN,” imbuhnya, pada Senin (03/03/2025).
“Bahkan, menggunakan Danantara (menyelamatkan Sritex). Bila terjadi, sangat tidak bijak dari segi bisnis dan bisa menjadi preseden buruk dalam pengelolaan aset negara. Semoga tidak terjadi” ucap Andri.
Di samping itu, pihak Kementerian Ketenagakerjaan yang ikut dalam Konferensi Pers pada awal pekan ini bungkam soal peran Erick Thohir.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer mengaku tak tahu tugas apa yang dititipkan pada koleganya di Kabinet Merah Putih tersebut.