Pekalongan, mataberita.net — Bertepatan dengan Momen Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, menyenangkan untuk berkunjung ke Museum Batik Pekalongan. Keberadaan Museum Batik sebagai salah satu wadah untuk menggali dan melestarikan batik. Museum Batik berisikan ruang pamer dan belajar khususnya tentang batik pesisir. Museum Batik memamerkan 1.149 koleksi batik. Yang mana terdiri atas wayang beber dari kain batik berusia ratusan tahun dan alat tenun tradisional yang juga dikenal sebagai alat tenun bukan mesin.
Keberadaan Museum didukung dengan sejumlah fasilitas untuk memperlihatkan batik kepada masyarakat umum bahkan ruang konsultasi untuk mematenkan karya. Fasilitas yang dimiliki Museum Batik berupa ruang koleksi batik, ruang perpustakaan kedai batik, ruang pertemuan, ruang workshop batik, dan ruang konsultasi atau pelayanan hak kekayaan intelektual (HKI). Terdapat tiga ruang utama di Museum ini. Ruang utama yang digunakan untuk memamerkan beraneka koleksi batik khas pesisir Jawa, seperti batik Pekalongan, Cirebon, Batang, dan juga Rembang.
Ruang utama juga untuk memamerkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses membatik, salah satunya canting. Ruang pamer kedua diisi dengan koleksi batik yang disumbangkan oleh para pejabat negeri ini. Antara lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istri (Kristiani Herrawati), Wakil presiden Budiono dan istri, Hatta Rajasa dan istri, serta Ainun Habibie. Sementara, ruang pamer ketiga berisikan koleksi batik yang berasal dari berbagai daerah, seperti Kalimantan, Banten, Garut, Indramayu, Madura, dan Papua.
BACA JUGA : Yukz Tanya : Pernikahan Beda Agama Dianggap Tradisi Biasa, Boleh Kan?
Ruang pamer ini dinamakan Ruang Batik Nusantara, karena koleksi berasal dari berbagai daerah. Perkembangan Museum Batik Pekalongan Museum Batik Pekalongan menyimpan banyak koleksi dan menjadi pusat pelatihan dan pembelajaran batik. Pengunjung umum dan pelajar dapat membuat batik atau melakukan penelitian mengenai budaya batik. Selain itu, Museum Batik Pekalongan juga mempunyai workshop-workshop pelatihan batik untuk masyarakat, sekolah, maupun berbagai institusi lainnya.
Berbagai kerja sama dengan sejumlah pihak dilakukan untuk melestarikan baik. Museum Batik Pekalongan turut berperan dalam memperjuangan batik supaya diakui oleh Unesco. Alhasil, batik diakui sebagai warisan budaya tak benda pada (02/10/2009) dalam sidang khusus Unesco di Doha-Qatar. Sehingga, setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Dengan pengakuan tersebut, Museum Batik juga mendapatkan penghargaan Best Practices. Terlebih untuk pelestarian budaya batik dari Unesco. Penghargaan ini sebagai satu-satunya yang diraih museum.
Keberadaan Museum Batik juga sebagai rujukan untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai Batik Pekalongan. Selain itu, masyarakat juga dapat membeli batik pekalongan di museum ini. Museum Batik memiliki luas sekitar 2.500 meter persegi dengan lyas lahan 3.675 meter persegi. Bangunan peninggalan Belanda yang berdiri pada tahun 1906 ini, pada awalnya berfungsi sebagai kantor administrasi keuangan pabrik gula di sekitar area karisidenan Pekalongan.
Dalam perjalanannya, gedung ini mengalami beberapa kali perubahan fungsi. Yaitu sebagai Balai Kota, kantor Wali Kota, hingga perkantoran Pemerintah Kota. Museum Batik berawal dari terbentuknya komunitas dengan nama Paguyuban Pecinta Baik Pekalongan (PPBP) yang digagas oleh masyarakat dan pembatik Pekalongan pada tahun 1972. Kemudian pada (29/12/2005) diadakan pertemuan forum bisnis Orang Pekalongan (OPEK) yang membahas tawaran Kota Pekalongan sebagai lokasi peringatan hari Koperasi Tingkat Nasional ke-59.
Pembentukan lembaga museum batik melibatkan berbegai pihak. Yakni Yayasan Kadin dengan Pemerintah Kota (Pemkot), Paguyuban Berkah, Yayasan Batik Indonesia, Yayasan Kadin, Paguyuban Pecinta Batik dan pakar batik Asmoro Damais yang menjadi kurator museum. Pada (12/07/2006), Museum Batik diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan perayaan Hari Koperasi Nasional ke-59. Untuk menikmati koleksi Museum Batik, pengunjung akan dikenai tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang untuk dewasa dan umum serta Rp 1.000 per orang untuk anak-anak dan pelajar.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti workshop membatik. Museum Batik buka mulai pukul 08.00-15.00 WIB. Bagi pengunjung yang ingin menikmati koleksi di museum ini dapat menyesuaikan dengan jam buka. Museum Batik terletak di Jalan Jatayu No 1, Pekalongan, Jawa Tengah. Jarak tempuh Museum Batik dan Alun-Alun sekitar 1,8 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih enam menit.