Jakarta, mataberita.net — Direktur Jenderal (Ditjen) HAM Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Dhahana Putra menekankan pentingnya perusahaan di bidang transportasi. Tak lain untuk menghormati hak-hak para mitranya termasuk hak untuk menyampaikan aspirasi. Perusahaan terutama yang memiliki dampak luas terhadap masyarakat, menurut Dhahana, seyogyanya mengintegrasikan prinsip HAM dalam setiap aktivitas bisnisnya.
“Mitra pengemudi merupakan bagian tak terpisahkan dari ekosistem bisnis perusahaan seperti Gojek, Grab, Blue Bird dan lainnya. Oleh karena itu, penghormatan terhadap hak-hak mereka. Seperti hak untuk menyuarakan aspirasi, hak atas informasi yang transparan dan hak untuk mendapatkan imbalan yang layak, patutnya menjadi bagian penting dalam kebijakan perusahaan,” kata Dhahana.
Menanggapi beberpa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mitra pengemudi, Dhahana mengimbau. Agar perusahaan menaati benar hal yang diamanatkan dalam UU ketenagakerjaan dan UU Cipta Kerja. “Kami memandang para mitra pengemudi yang melakukan aksi damai sebagai hak setiap warga negara dalam menyampaikan aspirasi tentu harus dihormati,” ujarnya.
“Namun, kami juga mendorong. Agar setiap masalah yang muncul diselesaikan melalui dialog yang konstruktif dan inklusif antara pihak perusahaan dan mitra pengemudi,” sambung Dhahana. Direktur Jenderal (Dirjen) HAM menuturkan. Bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan tentunya tidak mengesampingkan perlindungan hak-hak pekerja dan mitra. Termasuk hak atas kondisi kerja yang layak, upah yang adil, dan akses terhadap jaminan sosial.
BACA JUGA : Yukz Tanya : Pakai Busana Muslimah tapi Ketat, Boleh Tidak?
Sebagai bagian dari pengarusutamaan HAM dalam bisnis, terus Dhahana, keterbukaan untuk berdialog dan kerjasama yang baik antara perusahaan dan mitranya adalah kunci untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan. “Kami berharap perusahaan di bidang transportasi dapat memastikan. Bahwa setiap perubahan kebijakan yang berdampak pada mitra kerja dilakukan dengan partisipasi aktif dari para mitra, sesuai dengan prinsip-prinsip United Nations Guiding Principles on Business and Human Rights (UNGPs) yang telah diadopsi oleh Indonesia,” imbuhnya.
Terlebih kini, Dhahana melanjutkan. Pemerintah tengah mendorong implementasi HAM di dunia usaha dengan disahkannya Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2023 tentang Strategi Bisnis dan HAM. Ditjen HAM tengah membangun sinergi dan memperkuat kerjasama dengan berbagai Kementerian dan Lembaga terkait. Terlebih untuk memberikan panduan, pelatihan, dan dukungan kepada perusahaan-perusahaan dalam mengadopsi prinsip HAM yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2023 tentang Strategi Bisnis dan HAM.
“Mudah-mudahan apa yang tengah diupayakan ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan inklusif,” pungkas Dhayana.