Jakarta, mataberita.net — PT Pertamina (Persero) mengumumkan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui Letter of Intent (LOI) yang disepakati pada ajang Asia Zero Emission Community (AZEC) Ministerial Meeting 2024 di Jakarta, guna menjajaki potensi kolaborasi terkait transisi energi.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini menyampaikan, energi berkelanjutan dan energi yang efisien akan semakin dibutuhkan, sejalan dengan komitmen pemerintah mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kapasitas energi terbarukan. Untuk itu, Pertamina dan JICA akan mengadakan inovasi dan kerja sama pada sejumlah aspek.
Emma mengatakan, Pertamina memiliki dua strategi inisiatif yang bertujuan mencapai target Net Zero Emission (NZE), yakni dekarbonisasi dan bisnis rendah karbon.
BACA JUGA : Kementerian ESDM Berencana Hentikan Operasional Sejumlah PLTU
“Untuk mencapai tujuan ini, Pertamina memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk JICA yang akan mempercepat pengembangan kemampuan kami, serta transfer pengetahuan dan teknologi. Penandatanganan ini menandai tonggak pertama dalam kolaborasi antara Pertamina dan JICA, dan saya berharap ini akan terus memperkuat kemitraan antara Indonesia dan Jepang di masa depan,” tutur Emma.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, kolaborasi Pertamina dengan JICA merupakan langkah penting menuju keberlanjutan.
“Melalui inisiatif bersama dan berbagi keahlian, kami berkomitmen untuk mendorong transisi energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi Pertamina,” kata Fadjar.
Sementara, Chief Representative of JICA, Takeda Sachiko menyatakan, JICA mendukung transisi energi di negara-negara Asia berdasarkan AZEC.
“Kami sangat senang telah membangun hubungan kerja sama dengan Pertamina, yang diharapkan dapat memiliki peran penting di Indonesia untuk mencapai target dekarbonisasi,” imbuh Takeda.
Melalui kolaborasi yang memainkan peran penting dalam transisi energi ini, Pertamina dan JICA akan berkontribusi pada target NZE Indonesia pada 2060. Sinergi ini diharapkan membuka jalan untuk beragam inisiatif bersama, mendorong transisi menuju energi terbarukan, dan meningkatkan efisiensi keseluruhan proyek energi.
Potensi kolaborasi yang akan dijajaki, antara lain termasuk pendanaan proyek transisi dan energi terbarukan, dukungan penelitian inovatif dan pilot project untuk transisi energi, pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, serta membangun kemitraan teknologi untuk penerapan teknologi energi di Indonesia.
Di samping itu, LOI Pertamina dan JICA juga mencakup potensi kerja sama dalam bidang kelautan dan logistik, serta kerja sama potensial lain yang memastikan pendekatan holistik untuk kemajuan keberlanjutan dan efisiensi energi.