Jakarta, mataberita.net — Peritel ikut merespons klaim kelas menengah yang turun kasta hingga berujung anjloknya daya beli masyarakat.
Himpunan Peritel dan Penyewa Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) malah menemukan fenomena lain. Para kelas menengah di tanah air disebut lari ke luar negeri yang menawarkan harga lebih murah.
“Kelas menengah saya lihat mereka belanja ke Malaysia, ke luar negeri. Karena barang kita mahal, barang impornya,” tutur Ketua Hippindo Budihardjo Iduansjah usai Konferensi Pers Indonesia Retail Summit & HBD Indonesia 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat (09/08/2024).
“Kelas menengah turun kelas itu misalnya kayak gini, perusahaan lagi enak jualan, dia enggak bisa masuk barang. Izin kuotanya (impor) gak ada, bahan baku kosong, karyawannya gak bisa kerja. Itu kan menghambat ekonomi, harus dibikin lancar,” ucapnya.
Budihardjo menilai para kelas menengah tetap punya daya beli. Akan tetapi, dugaan Hippindo adalah mereka hanya menahan untuk membeli barang-barang, termasuk menunggu momen yang pas.
Oleh sebab itu, Hippindo menghadirkan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) 2024. Ini merupakan gelaran sale yang kedelepan, sejak pertama kali diselenggarakan pada 2017.
Ia mengatakan penjualan ritel selama ini memang lesu setiap Agustus. Beruntung, hadirnya HBDI membantu meningkatkan penjualan mereka.
“Kalau stoknya (barang peritel) ada, harusnya gak ada masalah. Kalau impor dipermudah, sehingga barang kita murah,” tegas Budi.
BACA JUGA : Kemenperin Bongkar Banyak Hal Aneh di Balik Tertahannya 26.415 Kontainer
“Stok impornya itu kemarin gak ada, susah, kosong. Barang-barang yang mau diimpor, baik bahan baku maupun produk jadi,” lanjutnya mengenai masalah yang dihadapi peritel belakangan ini.
Kendati, Hippindo merasa terbantu dengan hadirnya Satgas Importasi Ilegal yang diinisiasi Kementerian Perdagangan Cs. Budihardjo berharap satgas tersebut bisa memberangus impor ilegal.
“Harapan kami dengan adanya satgas ini akan membuat kami di ritel yang bayar pajak mulai bisa bersaing secara sehat,” kata Budihardjo.
Selain itu, Ketua Bidang E-Commerce Hippindo Lo Rudianto mengaku penjualannya di kuartal II 2024 meningkat. Pria yang juga merupakan direktur PT Buccheri Indonesia mengklaim penjualan merek sepatunya naik 5 persen-10 persen.
Rudianto menyebut penjualan di kuartal II 2024 ikut terbantu momen Hari Raya Idulfitri. Menurutnya, event lebaran meningkatkan pemasukan Buccheri.
“Karena di lebaran tahun ini ada lumayan uang beredar juga cukup besar, (juga) ada pemilu. Jadi, sebelum pemilu memang agak turun (penjualan), tapi setelah pemilunya sudah ada kepastian dari hasil pemilu. Sehingga (masyarakat) sudah mulai berani untuk belanja,” tuturnya.
Padahal, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mencatat kelas menengah di Indonesia terus turun. Tergerusnya kelas menengah marak terjadi di periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kelompok ini sempat naik dari 39 juta orang menjadi 60 juta jiwa pada 2014 hingga 2018. Tetapi, pada 2023 lalu turun menjadi 52 juta jiwa atau 18,8 persen dari total populasi.
“Sejak saat itu (2018-2023), penduduk kelas menengah mengalami penurunan hingga lebih dari 8,5 juta jiwa,” tulis mereka dalam Indonesia Economic Outlook Kuartal III 2024.