Jakarta, mataberita.net — Harga minyak mentah dunia naik tipis pada Kamis (08/08/2024) pagi. Penguatan terjadi setelah data Pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan persediaan minyak mentahnya turun tajam.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 23 sen, atau 0,3 persen, pada US$78,56 per barel pada pukul 00.17 GMT. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 29 sen, atau 0,4 persen, menjadi US$75,52.
Brent sempat jatuh ke level terlemahnya sejak awal Januari dan pada Senin lalu. Senada, harga WTI juga merosot ke level terendah sejak Februari. Pelemahan kedua harga acuan terjadi lantaran kekhawatiran atas resesi AS dan aksi jual saham global.
Persediaan minyak mentah AS merosot untuk minggu keenam berturut-turut pekan lalu, turun 3,7 juta barel menjadi 429,3 juta barel. Hal ini bertentangan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters di mana penurunannya ditaksir hanya 700 ribu barel.
BACA JUGA : Luhut Ucapkan Salam Perpisahan Kepada Jokowi Jelang Masa Jabatannya Selesai
Investor juga terus memperdebatkan kondisi pasokan karena data Badan Informasi Energi AS menunjukkan produksi melonjak 100 ribu barel per hari (bph) ke rekor 13,4 juta bph pada pekan yang berakhir 2 Agustus.
Kendati demikian, potensi gangguan pasokan Timur Tengah mengkhawatirkan pasar setelah pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah pekan lalu meningkatkan kemungkinan serangan balasan oleh Iran terhadap Israel.
Meski tidak ada pasokan yang terdampak sejauh ini, serangan terhadap kapal di Laut Merah memaksa kapal tanker untuk mengambil rute yang lebih panjang yang berarti lebih banyak minyak yang tertahan pengirimannya.
Sementara itu, Perusahaan Minyak Nasional Libya menyatakan force majeure di ladang minyak Sharara pada Selasa lalu. Perusahaan juga secara bertahap mengurangi produksi ladang tersebut imbas aksi protes.