Jakarta, mataberita.net— Kantor Imigrasi Jakarta Pusat (Kanim Jakpus) yang diwakili oleh Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian (Kasi Tikim) Roni Handoko dan Analis Keimigrasian Pertama Fristisa Indah Pratiwi mengikuti kegiatan pelatihan kehumasan yang digelar oleh Kanim Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta yaitu Impactful Vol. 4 bertajuk ‘The Crisis Playbook: Essential Strategies for Managing Social Media Storms’. Pelatihan ini dilaksanakan pada Jumat (07/06/2024) di Hotel Trembesi, Serpong. Yang mana mengundang para narasumber yang merupakan praktisi dan akademisi yang ahli dalam bidang penangangan krisis media.
Pelatihan ini dibuka langsung oleh Kepala Kanim (Kakanim) Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta Subki Miuldi. Kegiatan dilanjutkan dengan acara utama yang terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dikemas dalam bentuk panel diskusi dengan menghadirkan narasumber. Diantaranya Teddy Triatmojo selaku Strategic Communication and Research Manager dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Abdul Manan selaku Redaktur Utama dari Tempo.co dan Aisyah Muftian Mursyid dari Nexus Risk Mitigation & Strategic Communication.
Sesi pertama mengupas tuntas terkait Pengelolaan Isu dan Krisis Institusi Pemerintahan dari berbagai sudut pandang. Mulai dari pemerintah, media, dan lembaga swasta. “Bedanya pemerintahan dengan lembaga swasta dalam menghadapi krisis adalah bagaimana pemerintah dapat menampung aspirasi masyarakat. Hal ini dianggap penting untuk dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah,” pungkas Teddy Triatmojo. Peran media dianggap penting dalam munculnya isu atau krisis di tengah masyarakat.
BACA JUGA : Yukz Tanya : Buku Paket dan LKS di Sekolah, Setuju Tidak?
“Dengan era digitalisasi, saat ini media sosial bisa menjadi salah satu sumber berita bagi media untuk mendapatkan berita. Lalu, media akan meverifikasi kebenaran terhadap isu yang sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat agar pemberitaan yang ada dapat berimbang sesuai dengan kode etik,” ungkap Abdul Manan. Nexus Risk Mitigation & Strategic Communication membagi pedoman mitigasi menjadi tiga yaitu content of issue, context of issue, and public interest. “Dalam menghadapi krisis, kita sudah harus dapat memahami level of crisis from low to high,” paparnya.
“Mana krisis yang masih dapat diselesaikan memberikan tanggapan atau respon melalui peran PR hingga krisis yang perlu melibatkan CEO atau Kepala Kantor untuk memberikan respon tersebut,” jelas Aisyah Muftian. Sesi kedua dilanjutkan dengan menghadirkan narasumber yang merupakan seorang akademisi. Yaitu Prof. Dr. Dorien Kartikawangi, M.Si. dan Pranata Humas di Direktorat Jenderal Imigrasi Ajeng Rahma Safitri. Sesi ini membahas tentang pengelolaan isu dan krisis institusi pemerintahan secara teoris dan empiris dari akademisi.

“Menurut saya acara ini sangat bagus dan bermanfaat serta dapat memberikan wawasan baru bagi humas instansi pemerintah. Khususnya Humas Kantor Imigrasi, tentang bagaimana menangani krisis yang terjadi dengan cepat, tepat, dan spread positive news tanpa harus merespon dengan reaktif,” tutup Roni.