Home Daerah Nasional Internasional Ekonomi Infografis Sastra Science Olahraga Otomotif Teknologi Mataberita TV
Info Terkini : PT. Mata Digital Internasional, www.mataberita.net, independent dalam berita | PT. Mata Digital Internasional melalui website www.mataberita.net melayani Jasa Produksi dan Penayangan Film, Company Profile, Dokumenter, Talkshow, Monolog dan TVC | Selain itu juga melayani Management Artis, Penyanyi, Chef, Aktor, Aktris, Band dan lainnya | Kami juga melayani Konsultasi Hukum, Manajemen, Broadcasting dan lainnya | Ditambah pula melayani Pelatihan Berbagai Bahasa diantaranya Inggris, Indonesia, Jerman, Korea, Jepang, Mandarin, Arab dan sebagainya | Tak ketinggalan pun melayani Pelatihan atau Diklat Jurnalistik, Bahasa, Broadcasting, Public Speaking, Design, Desain Grafis, Editing, IT, Hukum dan sebagainya | Nah... Kami juga menjual berbagai produk makanan dan minuman seperti Pempek Palembang, Kue Semprong, Thai Tea, Green Tea, Espresso, Cappucino, Americano dan masih banyak lagi | Yang suka berbusana Batik khas Pekalongan juga bisa memesan ke Kami yaaa... | Alami kendala Kompor Gasnya juga bisa dilayani oleh Kami | So kunjungi terus website kami di www.mataberita.net | Upz sampai lupa deh, hubungi Kami bisa ke (021) 89229850 atau bisa datang ke Jl. Kav. H. Umar II no 319, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi yaaa...| Kami juga melayani by seluler WhatsApp dengan menugaskan PIC Ayu Yulia Yang di 08567971900 | Percayakan Kami sebagai Mitra, Partner dan Relasi Anda...

IESR Identifikasi Ada Potensi 333 GW EBT Layak Investasi

Foto : IESR Identifikasi Ada Potensi 333 GW EBT Layak Investasi

Jakarta, mataberita.net — Institute for Essential Services Reform (IESR) mengidentifikasi ada potensi pengembangan proyek energi baru terbarukan hingga 333 gigawatt (GW) per tahun di Indonesia.

Hal ini berdasarkan kajian yang dilakukan sebagai bagian dukungan atas komitmen pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Manajer Program Transformasi Sistem Energi IESR, Deon Arinaldo mengatakan temuan potensi ini bisa dipenuhi melalui oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM).

Tetapi, sampai saat ini pemanfaatan energi terbarukan, terutama dari PLTS dan PLTB masih jauh dari optimal.

“Melihat potensi ini, tentu saja ada kontradiksi dengan realitas pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. Namun, temuan ini menunjukkan bahwa kita bisa bergerak lebih cepat dalam memanfaatkan energi terbarukan ini, khususnya PLTS dan PLTB,” ujarnya dalam Diskusi Meningkatkan Optimisme PLTS dan PLTB Sebagai Tulang Punggung Transisi Energi, Selasa (25/3).

Potensi energi terbarukan yang diidentifikasi tersebut terdiri dari PLTB daratan (onshore) (167 GW), PLTS di daratan (ground-mounted) (165,9 GW), dan PLTM (0,7 GW).

Menurut dia, salah satu yang menjadi kendala pengembangan energi terbarukan adalah pembiayaan.

Pasalnya, meski pemerintah sudah merilis Perpres Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, belum ada peta jalan yang mengatur transisi energi.

BACA JUGA : Direktorat Jenderal Pajak Hapus Sanksi Telat Lapor SPT

Belum adanya peta jalan ini membuat banyak investor ataupun pelaku yang ingin beralih ke energi hijau seperti PLTS dan PLTB ragu untuk beralih.

Padahal, Koordinator Riset Kelompok Data dan Pemodelan, IESR Pintoko Aji mengatakan dari hasil simulasi finansial dan skema private-public partnership yang dilakukan pihaknya, dari potensi 333 GW, sebanyak 205,9 GW atau sekitar 61 persen layak secara finansial diindikasikan memiliki tingkat pengembalian Equity Internal Rate of Return/EIRR di atas 10 persen.

“Misalnya saja sumber daya minihidro banyak di wilayah Sumatera, sementara potensi tenaga angin terbesar di Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Di sisi lain, energi surya memiliki potensi menjanjikan di wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,” jelas Pintoko.

Sementara itu, keterbatasan lahan untuk mengembangkan PLTS juga menjadi kendala yang diharapkan ada dukungan pemerintah untuk mengakomodasi alokasi penggunaan lahan.

Sementara itu, Ketua Pakar Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Herman Darnel Ibrahim menyatakan dengan tantangan transisi energi yang semakin mendesak, energi surya menjadi sumber daya yang dominan dan berperan penting untuk masa depan energi Indonesia.

“Pengembangan teknologi energi surya saat ini sudah matang dan semakin kompetitif, terutama dibandingkan dengan pembangkit tenaga nuklir maupun gas,” imbuh Herman.

Leave a Reply