Jakarta, mataberita.net — Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil mendengarkan curahan hati (curhat) dari seorang disabilitas tuna netra bernama Idham terkait sulitnya masuk ke dunia pendidikan bagi para disabilitas. Ridwan Kamil miris mendengarkan curhatan dari Idham usai menghadiri peresmian RIDO Headquarter yang digagas Relawan Jakarta Awet Muda di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (28/10/2024).
Diketahui sesaat setelah prosesi wawancara dengan awak media selesai, Idham langsung menghalangi jalan Sontak suami dari anggota DPR RI Komisi VIII Atalia Praratya yang ingin bertolak ke lokasi deklarasi dari pada habaib, kiai, dan ulama se-Jakarta di Abunawas Restoran Kemang, Jakarta Selatan. Dia yang tengah memegang tongkat itu mencoba menghentikan langkah Ridwan Kamil. Dia menghentikan langkahnya dan mencoba berkomunikasi dengan Idham.
Idham lantas mencurahkan isi hatinya soal keresahan para disabilitas yang merasa kesulitan mengenyam pendidikan di universitas negeri di Jakarta. Dia berharap. Calon Gubernur nomor urut 01 itu bisa menyelesaikan yang menjadi keluhan kaum disabilitas.”Kami minta tolong pak, kami ini para kaum tuna netra tidak diterima masuk ke universitas negeri yang populer di Jakarta. Kami harap bapak bisa mengurusnya pak, kami juga ingin memiliki pendidikan yang tinggi pak,” ujarnya.
BACA JUGA : Yukz Tanya : Pakai Busana Muslimah tapi Ketat, Boleh Tidak?
Ridwan Kamil yang terlihat mendengarkan dengan seksama keluhan Idham mengatakan. Dia ingin menyelesaikan permasalahan tersebut jika terpilih menjadi pemimpin Jakarta bersama Suswono. Dia memastikan keadilan bagi teman-teman disabilitas yang memang akan sangat diperhatikan. “Mudah-mudahan dalam 5 tahun lebih berkeadilan, lebih humanis dengan perbaikan-perbaikan yang nanti kami lakukan, sesuai dengan aspirasi kaum disabilitas,” ucapnya.
Pasangan Ridwan Kamil-Suswono memang memiliki program ‘Jakarta Ramah Difabel’ yang berkomitmen untuk memperluas aksesibilitas fasilitas publik dan transportasi bagi penyandang disabilitas, menjadikan kota lebih inklusif. Upaya ini juga mencakup penyediaan pelatihan keterampilan serta dukungan kewirausahaan untuk memastikan kesempatan kerja yang setara bagi difabel.
Dengan demikian, Jakarta tidak hanya ramah terhadap seluruh warganya. Tetapi juga memberi peluang bagi penyandang disabilitas untuk berdaya dan mandiri melalui peningkatan kompetensi dan akses ke lapangan kerja yang inklusif.